Portal Teater – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mencatat lebih dari 40 ribu desa telah membentuk relawan desa untuk menangkal penyebaran virus Corona (Covid-19).
Menteri Abdul Halim Iskandar menjelaskan, “Relawan Desa Lawan Covid-19″ merupakan inisiasi Kemendes PDTT dengan memegang prinsip gotong royong dalam melibatkan warga desa dalam aktivitas maupun kegiatannya.
Dari puluhan ribu desa tersebut, total relawan berjumlah lebih dari 1 juta warga. Dalam gerakan ini, para relawan telah berperan aktif dalam pemantauan Covid-19 di desa masing-masing.
Abdul merinci, Kemendes PDTT mencatat 40.098 desa tersebar di 33 provinsi yang telah terbentuk Tim Relawan Desa Lawan Covid-19. Jumlah ini sekitar 53% dari total desa di Indonesia, sedangkan jumlah relawan sebanyak 1.089.923 orang.
“Empat puluh dua persen desa di Indonesia telah melakukan aktivitas pemantauan pemudik,” katanya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (19/4).
Abdul menerangkan, saat ini total warga pemudik yang telah terpantau tersebut tersebar di 31.615 desa. Selain pendataan pemudik, para relawan juga telah menyiapkan ruang isolasi desa.
Dirikan Ruang Isolasi
Abdul juga menjelaskan, ada sekitar 8.954 desa telah mendirikan ruang isolasi dengan fasilitas lebih dari 35.000 tempat tidur.
Ruang isolasi tersebut berada di balai desa, ruang pertemuan desa maupun Gedung yang ada di desa, seperti PADU, sekolah maupun rumah penduduk yang dikosongkan.
Ruang-ruang yang memang telah dipersiapkan itu dilengkapi fasilitas kamar mandi, air, listrik dan logistik.
Selain itu, desa-desa telah memiliki panduan pencegahan sehingga membantu pelaksanaan di lapangan.
Sejumlah aktivitas tercantum dalam panduan tersebut, seperti memberikan edukasi Covid-19 kepada masyarakat hingga penyiapan dan penanganan logistik terkait isolasi maupun logistik untuk kepentingan lainnya.
Relawan Desa ini beranggotakan kepala desa sebagai ketua, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai wakil dan aparat desa serta berbagai tokoh sebagai anggota.
Dalam pelaksanaan kegiatan, Babinkamtibmas, babinsa dan pendamping desa berperan sebagai mitra.
Apabila mendapati warga dengan kondisi kurang sehat, mereka akan mencatat dan merekomendasikan untuk melakukan isolasi mandiri.
84 Ribu Pos Jaga
Dalam kesempatan itu, Abdul juga mengatakan bahwa Kemendes PDTT sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah mengkonfirmasi bahwa lebih dari 84 ribu desa telah membentuk “Pos Jaga Desa”, sebagai upaya untuk pemantauan warga yang masuk maupun keluar wilayah desa selama 24 jam.
Pos Jaga Desa itu juga berfungsi untuk memberikan rasa aman bagi warga bahwa desanya memang dilakukan pengawasan yang serius dan dijaga sesuai anjuran untuk mencegah penularan Covid-19.
“Pos Jaga Desa ini satu hal yang sangat penting hari ini, untuk memantau mobilitas warga desa, baik warga desa yang dari dalam, maupun keluar,” ungkap Abdul.
Ia mengungkapkan, hal yang juga penting dari Pos Jaga Desa adalah untuk memberikan rekomendasi dan saran bagi warga desa yang datang dari wilayah episentrum Covid-19 tentang apa yang harus dilakukan demi mencegah penularan di desa tersebut.
Adapun warga yang datang dari kawasan episentrum Covid-19 telah masuk dalam kriteria Orang Dapam Pemantauan (ODP), sehingga harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
“Pemudik langsung berstatus ODP, maka tugas relawan adalah menyiapkan ruang isolasi desa,” terang Abdul.
Diketahui, Pos Jaga Desa dipimpin langsung oleh Kepala Desa beserta wakilnya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan aparat desa serta berbagai tokoh sebagai anggota.
Dalam pelaksanaan kegiatan, Babinkamtibmas, babinsa dan pendamping desa berperan sebagai mitra.
Abdul berharap agar masyarakat dapat mendukung penuh upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Kita yakin, kalau tiap-tiap desa melakukan penanganan serius sebagaimana harapan kepala gugus tugas tadi, Desa Mandiri, maka scope kecil selesai, otomatis akumulasi dari scope kecil tadi akan berdampak pada scope yang lebih luas,” ujarnya.
Pada Minggu (19/4) pemerintah melaporkan bahwa jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus bergerak naik. Di mana tercatat ada 6.575 kasus, dengan 582 kematian dan 686 pasien dinyatakan sembuh.*