Praia, Kompas – Muhammad Kiandra Ramatiba dan Herjun Adna Firthous yang masing-masing menempati peringkat satu dan dua klasemen kelas Asia Production 250 di Asia Road Racing Championship, kesulitan bersaing di podium dengan putaran mesin yang dikurangi 200 rpm. Kedua pebalap Astra Honda Racing Team berhasil finis keenam dan ketujuh pada balapan di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Lombok Tengah, Sabtu (27/7/2024).
Meski demikian, mereka masih kesulitan mencari setup motor terbaik agar bisa lebih kompetitif pada balapan kedua, Minggu (28/7/2024). Saat ini langkah yang dilakukan adalah mengubah kurva torsi dan menggunakan rasio gigi yang disesuaikan dengan sifat lintasan. Untuk sirkuit Mandalika, motor harus punya akselerasi yang baik, karena pemotongan 200 RPM pada CBR250RR secara perlahan akan meningkatkan tenaga di kisaran menengah dari bawah.
Putaran mesin maksimal pada motor Ramatiba dan Herjun dipangkas karena selisih poin dengan pebalap keenam atau di bawahnya sudah lebih dari 25 poin.
Kondisi tersebut membuat Ramadeepa dan Herjun kesulitan bersaing dengan para pembalap motor yang tampil pada balapan pertama di Mandalika dengan spesifikasi normal. Perlombaan dimenangkan oleh Renaldo C Ratucore, etape kedua dimenangkan oleh pembalap Vietnam Cao Vietnam, dan etape ketiga dimenangkan oleh Muhammad Farosi Torrecotulla.
Baca Juga: Hukuman Adenanda Buka Jalan Weda Menuju Panggung Mandalika
“Pada balapan ini, pemotongan RPM berdampak pada saya dan sangat sulit untuk memperebutkan posisi depan karena Yamaha R3 sangat cepat. Saya akan berusaha lebih keras dan berjuang lebih keras. Besok kita akan riset, mungkin dengan tuning motor saya bisa melakukannya. lebih baik di balapan kedua. Target saya besok naik podium,” kata Ramathiba yang saat ini berada di puncak klasemen dengan 91 poin.
Tadi ada diskusi dengan tim mekanik mungkin ada perubahan di motornya, mungkin di sisi sproketnya, kata Ramathiba, 15 tahun.
“Penurunan 200 RPMnya tidak terlalu jauh, tapi sangat deras. Namun kekurangan itu harus kita tutupi juga dan bisa memaksimalkan motornya,” lanjut Slayman, pembalap asal DI Yogyakarta.
Ramathiba mengatakan, kini putaran mesin maksimal hanya 13.300 rpm dan kecepatan akselerasi motor rendah.
“Saat balapan dan grouping, motor terasa stuck di putaran bawah, karena kalau rpmnya dipotong, tenaganya terasa berkurang dari bawah ke midrange, butuh waktu lebih lama untuk naik ke kecepatan. Baru kemudian bisakah akhirnya lebih cepat, jadi itu tidak cukup, tapi kami punya motor yang ada. Siklusnya bisa ditingkatkan dan kami akan “mengaturnya lagi dan kami akan memenangkan balapan kedua”, tegas Ramathiba.
Baca Juga: Veda Prathama Debut di Kelas 600cc
Rekan setim Ramathiba, Herjun, yang saat ini menempati posisi kedua klasemen AP250 dengan 86 poin, juga mengalami kesulitan dengan penurunan RPM.
“Hari ini adalah balapan yang berat bagi saya dan Astra Honda Racing, dan rekan-rekan setim juga mengalami kesulitan hari ini,” kata Herjun.
Ia juga menjelaskan, tahun ini sepeda motornya mengalami penurunan putaran mesin sebesar 200 rpm dari 13.500 menjadi 13.300 rpm. Dalam situasi ini ia merasa kesulitan untuk bersaing. Sedangkan pada sepeda motor tahun lalu, putaran mesin maksimalnya 14.600 rpm dan diturunkan 500 rpm sehingga tetap 14.100 rpm. Dengan pemotongan tahun lalu, ia masih bisa berkompetisi di Mandalika, dan Herjun memenangi dua balapan di sana.
“Hari ini saya mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan mudah-mudahan besok tingkat akhir bisa membaik,” kata Herjun.
“Pada beberapa seri berikutnya, saya berharap dapat menemukan solusi atas penurunan RPM ini dan saya akan berusaha meningkatkan diri, kemampuan berkendara, dan merasa Menuju sepeda motor. “Ke depannya pasti berat,” pungkas Herjun.
More Stories
Kisah Anindya Bakri menjadi saksi kehidupan dan perjuangan para atlet Indonesia di Olimpiade.
Tim U-17 Indonesia terus bermain
Barcelona akan dilanda keruntuhan Durian, dan Cesc Fabregas ingin merekrut mantan La Masia lainnya