Portal Teater – Para ilmuwan dari Universitas Zhejiang China mempelajari sejumlah kecil pasien dengan penyakit virus Corona (Covid-19) dan menemukan sekitar 30 mutasi, dengan 19 diantaranya belum pernah terlihat sebelumnya.
Mengutip Dailymail, Rabu (22/4), beberapa mutasi meningkatkan kemampuan virus untuk menyerang sel-sel dalam tubuh, yang lain membantu penyakit ini berkembang biak lebih cepat.
Strain yang paling mematikan secara genetik mirip dengan yang menyebar di negara-negara Eropa dan di New York, Amerika Serikat.
Sementara itu, strain yang lebih lemah mirip dengan yang ditemukan beredar di bagian lain AS, seperti negara bagian Washington.
Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini hanya diukur berdasarkan hanya 11 pasien dan untuk pertama kalinya menunjukkan mutasi virus telah mempengaruhi tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien Covid-19.
Mereka percaya bahwa mutasi yang sebelumnya tidak dilaporkan bisa menjadi alasan mengapa negara-negara Eropa dan New York mengalami korban jiwa yang mengerikan.
Meski kini New York telah memperlihatkan gejala penurunan dalam hal temuan kasus baru, sejak dua pekan terakhir.
Para peneliti pun masih belum begitu jelas memprediksi mengapa strain agresif Covid-19 menyebar ke Eropa dan versi yang lebih ringan menghantam sebagian besar AS.
Data Worldometers hari ini melaporkan Negeri Paman Sam itu kini menderita 848.994 kasus, dengan 47.676 kematian dan 84.050 sembuh. New York menjadi espisentum di negara adidaya itu.
Sementara keseluruhan Eropa kini menderita 1.1 juta kasus, dengan total kematian 111.2020 orang, dan 360.797 telah sembuh.
Serang Resistensi Imunitas Tubuh
Para ilmuwan mengatakan mungkin virus terus bermutasi untuk mengatasi resistensi sistem kekebalan pada populasi yang berbeda.
Misalnya, virus ini, menurut sebuah studi yang mengklaim bahwa AS dihantam oleh dua jenis yang berbeda dari Covid-19, dengan tipe A mendominasi Pantai Barat dan tipe B mematikan di New York.
Para ahli mengatakan wabah tipe A menyebar ke AS dari China, di mana krisis di New York kemungkinan berasal dari Eropa, yang juga diguncang oleh tipe B.
Mereka pun mengakui bahwa “keragaman mutasi penuh dari virus di Wuhan pada masa-masa awal masih belum diketahui.”
Para peneliti memperingatkan bahwa hanya karena mutasi yang lebih ringan, itu tidak berarti ada risiko kematian yang rendah.
Sepuluh dari 11 pasien yang diteliti memiliki hubungan yang jelas dengan Wuhan, kota tempat pandemi muncul pada Desember lalu.
Semua pasien yang diteliti berusia antara empat bulan dan 71 tahun telah pulih. Ada delapan laki-laki dan tiga perempuan.
Dua pasien di Zhejiang, satu berusia 30-an dan lainnya berusia 50-an, menjadi begitu parah setelah tertular strain yang lebih lemah.
Meskipun kedua pasien pulih, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif rumah sakit.
“Pengembangan obat dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini … untuk menghindari kemungkinan jebakan,” kata para peneliti.
Tiga Jenis Virus
Sebelumnya, para ilmuwan dari Universitas Cambridge AS menemukan bahwa ada tiga jenis virus yang berbeda yang menyebabkan sebagian besar kasus di dunia.
Karena telah menyebar di antara manusia di seluruh dunia, virus yang menyebabkan Covid-19, yaitu SARS-CoV-2, ini telah bermutasi menjadi strain yang berbeda, walaupun tidak secepat beberapa virus yang berkembang di dalam tubuh manusia.
Banyak ilmuwan telah menyelidiki genom virus-virus ini untuk mencoba mengetahui nenek moyang mereka dan bagaimana masing-masing telah menyebar dan menyebar.
Para peneliti di Nextstrain.org, melacak turunan virus, yang dikodekan dalam warna-warna cerah pada peta interaktif saat mereka melintasi dunia dan berlipat ganda jumlahnya dari iterasi pertama Covid-19 di Cina.
Sementara para peneliti baru Universitas Cambridge menjuluki strain pertama yang menyerang manusia tipe A.
Tapi aslinya tidak lama berlama-lama di China, malah melompat ke dan menguasai Jepang, Australia dan AS.
Sebaliknya, versi mutasi dari virus tipe B — muncul dan menjadi penyebaran dominan di China, sebelum pindah ke Eropa, Amerika Selatan dan Kanada.
Sementara jenis ketiga, tipe C, menjadi versi dominan Covid-19 di Singapura, Italia dan Hong Kong, menurut analisis Cambridge genom virus dalam sampel dari pasien Covid-19.*
Sumber: Dailymail