Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) melaporkan hanya satu tongkang tambang yang beroperasi di Surabaya atas izin Kementerian PUPR.
Yudhia Abrianto, Kasubag Hukum dan Humas PPID BBWS Brantas, mengatakan syarat tongkang tambang yang boleh beroperasi harus absolute clearance.
“Terkait tongkang tambang harus lengkap pendaftaran dan perizinannya selain izin pembangunan dermaga, izin pemanfaatan air sungai dan izin lain yang terkait dengan tongkang tambang,” kata Yuthia, Selasa (28/3/2023).
Sabtu (25/3/2023) lalu, tidak ada izin kapal tambang yang tenggelam di Sungai Brendas di kawasan Jalan Raya Mastrip Kemladan, Yuthiya, hingga menelan korban jiwa.
“Benar sungai itu berada di bawah kewenangan BBWS Brantas, tapi pengelola tongkang tambang belum menyerahkan rekomendasi BBWS Brantas dan belum mendapat izin dari Kementerian PUPR,” katanya.
Yuthia mengatakan, dari sekian banyak kapal tambang yang ada di Surabaya hanya satu yang memiliki izin, namun dia tidak merinci lokasinya. Ia mendesak Pemkot mengajak warga, terutama pengelola, untuk mengurus izin.
“Seharusnya para pemangku kepentingan daerah Surabaya duduk bersama dan mengajak warga masyarakat untuk berebut izin sehingga hambatan atau apapun jika ada bisa dipikirkan bersama,” ujarnya.
pemantauan suarasurabaya.net Hari ini, Selasa (28/3/2023), sebuah kapal tambang yang berada jauh dari lokasi kejadian sebelumnya masuk ke kawasan Pakasangan dan sibuk mengangkut sepeda motor melalui jalur Pakasangan-Kebron.
Nanik (57 tahun), sang pemilik, mengatakan kapalnya sudah memiliki sertifikat keaslian.
“Sertifikatnya ada, tadi pagi Chatbol PP datang ke sini dan diminta memberikan suratnya,” kata Nanik.
Selain itu, dia mengatakan kapalnya aman dan memenuhi standar. Perahu besi tidak hanya terbuat dari bahan, tetapi juga dilengkapi dengan peralatan keselamatan.
“Ada dua tali di kedua sisi, misalnya rompi yang bisa digunakan jika terjadi bencana. Perahunya besi, bukan kayu. Sudah empat kali diganti, yang terakhir berumur 10 tahun. Selalu dicek satu kali. bulan,” ulang Nanik.
Ia pun mengaku memenuhi permintaan polisi untuk menghentikan operasional kapalnya saat peristiwa itu terjadi Sabtu (25/3/2023) lalu. Tapi setelah itu mulai bekerja lagi.
“Hormati acara tersebut. Setelah itu kami akan pergi lagi dan tidak akan ada pengumuman lagi,” katanya.
Meski begitu, Sugeng, karyawan yang bertugas menarik tali untuk mengoperasikan perahu, mengaku terpukul karena tidak ada penumpang setelah kejadian itu.
“Ya dampaknya. Biasanya penuh sesak,” tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Kahyadi memerintahkan seluruh tongkang tambang dihentikan operasionalnya sambil menunggu hasil merger dengan BBWS Brantas. (lta/ihz/ipg)
“Gila sosial. Pengusaha. Pengacara bacon. Kutu buku bir yang bergairah. Pelopor musik yang ramah.”
More Stories
Sambil menyapu, pengemudi Ojol dengan penuh semangat meminta untuk ikut demo atau mengembalikan jaket tersebut.
PDIP Sebut Risma-Gus Hans Putaran Kedua di Pilgub Jatim 2024, Daftar Malam Ini
Ahmad Sayku-Ilham TMP Ziarah ke Makam BJ Habibi di Kekhalifahan