Portal Teater – Unlogic Theatre, pada malam pementasan “Mesin Hamlet”, Selasa (26/11) malam, mencoba meraba-raba dan meletakkan relasi kekuasaan ke tubuh-tubuh organik dalam panggung pertunjukannya melalui diskursus seksualitas.
Tampil sebagai peserta keempatbelas pergelaran Festival Teater Jakarta (FTJ) 2019, grup teater yang disutradarai oleh Dina CF ini memilih Lobby Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki sebagai pengganti panggung pertunjukan.
Di tengah-tengah penonton yang tampak berdesak-desakan, Unlogic Theatre mencoba memahami cetusan penulisn naskah tersebut, Heiner Muller, yang ingin menjadikan Hamlet sebagai mesin yang mampu berbicara kepada dunia bebas.
Sutradara Unlogic Theatre Dina CF pun ingin menyingkap matarantai struktur ketimpangan kekuasaan dan objektivasi perempuan di segala ranah kehidupan itu dengan menempatkan diskursus seksualitas sebagai problem struktural.
Hal itu tidak untuk mengkritisi struktur dominan atau menggurui interpretatif penonton, tapi sekedar menghadirkan tubuh-tubuh organik seksualitas di atas panggung untuk dibaca secara baru dan kompleks oleh publik.
Untuk diketahui bahwa motivasi Muller menulis ulang karya William Shakespeare (tebalnya 200 halaman) hanya ke dalam 8 halaman, adalah untuk memberi ruang yang inklusif bagi penyutradraan.
Ia tidak ingin sutradara hanya menjadi properti dari penulis naskah. Siapapun setelahnya mesti mengejar kekayaan gagasan yang disediakannya melalui karya ini.
Sebagai pengingat, berikut kami lampirkan beberapa foto pertunjukan Unlogic Theatre saat menampilkan “Mesin Hamlet” pada Selasa (26/11) malam.
*Andi Andur