April 20, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Hingga saat ini, masyarakat asli Papua belum percaya dengan virus corona

KONTAN.CO.ID – Mimika. Masih banyak lagi di Papua yang tidak percaya dengan infeksi virus corona penyebab Govt-19. Faktanya, Govt-19 telah merenggut nyawa lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia.

Obet Teke, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (P2M) Dinkes Mimica, mengatakan mayoritas masyarakat Papua di Mimika sama sekali tidak mempercayai Pemerintah. Hal inilah yang menjadi kendala terbesar bagi petugas kesehatan untuk mengetahui riwayat kontak dekat dengan pasien yang dinyatakan positif Govit-19.

“Sampai saat ini masyarakat asli Papua tidak percaya dengan adanya virus corona. Mereka mengira virus itu dibawa dari luar. Ini sudah pasti menjadi penghalang karena menurut data, sebagian masyarakat asli Papua di Mimica kini sudah terjangkit virus Corona,” kata Obet di Timika. Di tengah-tengah, Rabu (11/4/2020).

Obed, yang menjabat sebagai ketua tim penghubung penelusuran Mimika Covit-19, mengatakan ketidakpercayaan warga sebenarnya telah menciptakan stigma bagi pasien dan keluarganya. Petugas yang menemukan riwayat kontak pasien yang dikonfirmasi positif menggunakan Govit-19 mendapat sambutan ramah dari warga. Tak jarang, petugas diganggu warga. Bahkan, ada petugas yang mengalami kekerasan fisik.

Baca juga: Kelompok Kerja Pemerintah-19 dan Kementerian Kesehatan meluncurkan program penguatan di 51 kabupaten / kota

“Kami dianiaya berat oleh warga dan bahkan rekan-rekan kami dilempari batu. Mereka menuduh saya sebagai dewa karena memutuskan apakah seseorang memiliki Pemerintah-19 atau tidak. Orang-orang datang dan mengancam akan menghancurkan rumah saya,” kata Obed.

Obet menjelaskan, warga yang tidak percaya pada pemerintah ke-19 ini tidak hanya warga pinggiran Timika, tapi juga warga Guamki Lama, SP13, dan SP7. Orang-orang yang tinggal di Timika tidak jauh berbeda. “Apalagi yang tinggal di kos-kosan sangat sulit mencari petugas kami karena takut stigma tetangga lain,” ujarnya.

Baca juga: ITI: Jumlah pasien 19 Pemerintah akan bertambah dalam dua minggu setelah long weekend

Kondisi ini menyebabkan pasien positif Covid-19 harus menjalani isolasi tidak jujur ​​di tim investigasi epidemiologi Dinas Kesehatan Mimica. Mereka sering memberikan alamat rumah yang tidak jelas.

“Mereka melaporkan alamat yang salah. Saat kami sampai ke alamat yang diberikan, tidak ada warga sekitar yang mengenalnya. Ada juga yang memberinya alamat yang jelas, tapi petugas yang bersangkutan tidak ada di rumahnya saat kami bertemu dengannya,” kata Obed.

Baca juga: Delapan bulan setelah wabah, 161 staf medis dari Pemerintah-19 telah meninggal

Obed yakin warga perlu memiliki keberanian untuk menghilangkan ketidakpedulian terhadap epidemi Pemerintah-19. Oleh karena itu, pemerintah dapat memutus rantai penyebaran Pemerintah-19.

Kabupaten Mimica memiliki jumlah kasus positif Pemerintah-19 tertinggi kedua di Papua. Ada lebih dari 2.500 Govt-19 kasus di Mimika, 2.100 di antaranya telah dinyatakan sembuh dan 25 meninggal.

Artikel ini dipublikasikan di Compass.com“Sampai saat ini masyarakat suku Papua tidak percaya dengan Corona, mereka mengira virus itu dibawa dari luar.”

Penulis: Theri Agrista

Penulis: Barrett Takiya Rafi