Inti Kapitalisme akan Berubah Pasca Pandemi

Portal Teater – Bloomberg menurunkan laporan pada Rabu (6/5) bahwa setelah virus corona, pasar keuangan global tidak akan pernah sama lagi.

Hal itu terlihat dari perlombaan sejumlah pejabat publik untuk meletakkan dasar di bawah ekonomi dunia yang terpukul.

Menurut Bloomberg, kebijakan itu akan mengubah inti kapitalisme itu sendiri selama bertahun-tahun yang akan datang.

Pakar filsafat Slavoj Zizek dalam bukunya “Pandemic!: Covid-19 Shakes the World”, bahkan telah meramalkan bagaimana pandemi Covid-19 telah mengubah sikap dunia, termasuk sistem ekonomi.

Zizek mengklaim bahwa wabah ini dapat memberikan angin segar bagi kebangkitan komunisme dan kekalahan telak kapitalisme.

Perubahan inti kapitalisme tampak dari upaya bank sentral di beberapa negara menawarkan pinjaman kepada sejumlah peminjam dan menteri keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bank-bank sentral bahkan mengatakan akan menanggung biaya penggajian bisnis.

Maskapai penerbangan, pengebor minyak dan industri bermasalah lainnya sedang dalam jalur untuk penyelamatan, sementara bank-bank sedang diburu untuk berhenti membayar dividen.

Malahan ada pembicaraan terbuka tentang dua lengan penyatuan kebijakan ekonomi untuk memonetisasi utang publik.

Tujuan dari mobilisasi multi-triliun dolar itu adalah untuk menghentikan resesi berubah menjadi depresi.

Krisis Terbesar

Pertengahan bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi bahwa “Great Lockdown” akan mendorong produk domestik bruto dunia menyusut 3 persen tahun ini.

Menurut Kelapa Ekonom IMF Gita Gopinath, prediksi tersebut berbanding terbalik dengan proyeksi ekspansi sebesar 3 persen yang disampaikan pada Januari 2020 lalu.

Dia berasumsi bahwa penyusutan ekonomi dunia kemungkinan besar menjadi krisis terbesar dalam hampir satu abad terakhir.

“Krisis ini berbeda dari sebelumnya. Seperti dalam perang atau krisis politik, pada ketikdapastian yang berlanjut tentang durasi dan intensitas guncangan,” katanya, melansir Bloomberg, Selasa (14/4).

Dengan adanya mobilisasi multi-triliun dolar, tetap ditegaskan bahwa hal itu cenderung mengubah dinamika industri dan pasar.

Sebab harga yang dulu dikendalikan oleh perdagangan terbuka sekarang lebih dipengaruhi oleh para pembuat kebijakan.

Karena itu, kapitalisme masih memiliki jalan panjang sebelum langkah-langkah seperti itu dibatalkan, jika memang pernah ada.

“Ada peluang bagus bahwa pemerintah dan bank sentral tidak mengurangi kehadiran dominan mereka di pasar begitu krisis berlalu,” kata Jerome Jean Haegeli, Kepala Ekonom pada Swiss Re Institute di Zurich.

Bloomberg sebelumnya mencatat bahwa sekitar US$8 triliun dana telah digelontorkan negara-negara dunia untuk menangani pandemi Covid-19. Terbesar adalah AS dengan US$2 triliun.

Kepala Ekonom pada Swiss Re Institute di Zurich Jerome Jean Haegeli. -Dok. Youtube.
Kepala Ekonom pada Swiss Re Institute di Zurich Jerome Jean Haegeli. -Dok. Youtube.

Tekanan Baru

Menurut analisis Bloomberg, sejumlah bank sentral akan mengalami tekanan dan pukulan baru.

Bank sentral Jerman, Deutsche Bank, misalnya, telah melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa tidak ada lagi pasar bebas dalam pendapatan tetap.

Volatilitas kemungkinan akan hilang, analis bank memperingatkan, ketika otoritas moneter di negara maju mengadopsi kebijakan pengendalian kurva hasil.

Sementara Jepang telah menjalankan eksperimen itu selama beberapa tahun sekarang. Salah satu dampaknya adalah menekan dinamika dari beberapa pasar keuangan.

Analis Bloomberg memprediksi, dalam skenario pasca pandemi, semua jenis aset keuangan berisiko bermetamorfosis menjadi sesuatu yang menyerupai obligasi pemerintah Jepang.

Bank of Japan (BoJ), setelah lebih dari dua dekade membeli hutang publik, sekarang memiliki neraca yang lebih besar ketika mereka mencoba menopang ekonomi selama pandemi Covid-19 ini.

Di Amerika Serikat, gelombang pembelian bank sentral Federal Reserve (The Fed) membuat ukuran volatilitas ke level terendah satu tahun, bahkan ketika bandul harga aktual bertahan dekat rekor tertinggi.

Kepemilikan The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) tetap jauh lebih kecil, masing-masing sekitar 30% dan 40% dari PDB, tetapi dalam krisis Corona mereka mengejar ketinggalan.

“Bagaimana cara menyingkirkan neraca yang membengkak dan suku bunga yang sangat rendah atau bahkan negatif akan terus menjadi tantangan yang menakutkan bagi sejumlah bank sentral selama bertahun-tahun mendatang,” kata Kazuo Momma, mantan pakar kebijakan moneter di BoJ.

Presiden The Fed Jerome Powell. -Dok. Al Jazeera.
Presiden The Fed Jerome Powell. -Dok. Al Jazeera.

“Bailout” Sangat Besar

Bloomberg mencatat, tiga bank sentral besar ini sekarang menjadi pemilik aset dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kepemilikan gabungan mereka bernilai lebih dari seperempat dari kapitalisasi pasar saham dunia, sekitar 4 kali tingkat pra-2008.

Meski demikian, bailout (talangan) mereka jauh melampaui pembelian obligasi pemerintah dari bank sentral.

ECB misalnya, telah mencetak uang sebesar 750 miliar Euro atau setara Rp13 ribu triliun untuk membeli obligasi pemerintah dan surat berharga swasta sebelum akhir 2020, menurut CNN, 19 Maret lalu.

Dalam waktu yang sama, BoJ membeli 1 triliun yen atau setara US$9,2 miliar obligasi pemerintah dalam operasi yang tidak dijadwalkan. Hal itu dilakukan untuk menekan kegelisahan pasar di tengah penjualan utang global.

Sementara itu, pada 23 Maret lalu The Fed telah menggelontorkan dana senilai US$300 miliar untuk membeli obligasi pemerintah dalam waktu yang tidak ditentukan, melansir Kompas.com.

Semua Terpukul

Kebijakan bank sentral dilakukan karena semua jenis industri terpukul dan mesti mendapatkan dukungan keuangan dalam bentuk hibah dan pinjaman karena pasar untuk produk mereka mengering.

Rumah tangga dan pekerja juga menerima bantuan keuangan, dengan pemerintah di mana-mana memperluas program jaring pengaman seperti asuransi pengangguran.

Dalam beberapa kasus, langkah-langkah tersebut dianggap sebagai sementara, tetapi sejarah menunjukkan bahwa tindakan itu tidak selalu mudah untuk dibatalkan.

Salah satu hasilnya mungkin adalah sektor publik yang mengambil porsi ekonomi yang lebih besar, menyisakan lebih sedikit ruang untuk pasar. Namun ada batasan untuk perambahan.

Alicia Garcia Herrero, kepala ekonom Asia Pasifik dengan Natixis SA, menunjukkan bahwa respons pandemi sebagian besar terjadi melalui saluran pasar, bukan rute yang lebih langsung.

“Bank-bank sentral menopang kapitalisme finansial,” kata Herrero, yang dulu bekerja di ECB dan IMF.

Karena itu, ia menyarankan agar “mereka harus memastikan bahwa mereka memenuhi rencana keluar mereka, tidak peduli tekanan politik atau pasar untuk tidak melakukannya.” (Bloomberg)*

Facebook
Twitter
LINE
Pinterest

Baca Juga

Bintang Teater dan Film Adi Kurdi Meninggal

Portal Teater - Persis tiga hari setelah kehilangan maestro campursari Didi Kempot, Indonesia kini kembali dirundung duka. Kabar duka itu menimpa bintang teater dan film...

Didi Kempot Berpulang, Sobat Ambyar Patah Hati

Portal Teater - Kabar duka kembali datang dari industri musik tanah air. Penyanyi campursari Didi Kempot dikabarkan telah meninggal dunia pada Selasa (5/5) pukul...

Update Corona 6 Mei: Ada 367 Kasus Baru, Total 12.438 Positif

Portal Teater - Laju pertumbuhan virus Corona di Indonesia terus menanjak di tengah optimisme pemerintah untuk memeranginya. Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto melaporkan pada Rabu...

Terkini

Bintang Teater dan Film Adi Kurdi Meninggal

Portal Teater - Persis tiga hari setelah kehilangan maestro campursari Didi Kempot, Indonesia kini kembali dirundung duka. Kabar duka itu menimpa bintang teater dan film...

Studi Terbaru: Pasien Sembuh di China Kembali Positif Setelah Dites

Portal Teater - Sebuah studi terbaru di China menemukan bahwa di antara pasien yang telah sembuh dari virus Corona (Covid-19), sekitar 5-15 persen mungkin...

Mengurai Batas Teater dan Film dalam Platform Digital

Portal Teater - Gema pembicaraan mengenai platform internet atau media sosial dalam dunia teater dan film barangkali tidak begitu kencang terdengar sebelum pandemi virus...

Update Corona 7 Mei: Bertambah 338 Kasus, Total 12.776 Positif

Portal Teater - Pergerakan kasus baru di Indonesia lebih fluktuatif di minggu pertama bulan ini di angka 300-400 kasus per hari. Kasus tertinggi terjadi pada...

Ini Tiga Kelompok OTG yang Perlu Anda Ketahui

Portal Teater - Anda tidak memiliki gejala virus Corona (Covid-19), tapi kok bisa disebut sebagai "carrier" virus kepada orang lain? Itulah OTG atau orang tanpa gejala....