April 24, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Saat Soeharto menampilkan dirinya untuk memimpin Indonesia menuju sisi reformasi

Jakarta, Kompas.com – Langkahnya turun Presiden Sohardo Itu tidak terjadi secara tiba-tiba pada tanggal 21 Mei 1998. Ada serangkaian kejadian sebelum “Jenderal Tersenyum” akhirnya mundur.

Dalam salah satu peristiwa yang terjadi pada 18 Mei 1998 atau tiga hari sebelum pengunduran dirinya, Soeharto bertemu dengan beberapa orang dan meminta pendapatnya.

Di antara yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah perwakilan dari Muhammadiyah Malik Fadzar, perwakilan Nahdalatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid atau Gustur.

Hadir pula Ahmed Bakja, Ali Yafi, Anwar Harjono, Emha Ainun Natjib atau Gag Nun, Ilyas Rukiyat, Maroop Amin, Sutrisno Muhtam, dan Narcholish Madjit atau Gag Noor.

Baca juga: Kilas balik pengunduran diri Presiden Zoharto, 21 Mei 1998

Malik Fodger memaparkan keramaian pada Senin (21/5/2018) di acara One Table di Compass TV.

Malik mengatakan sembilan orang yang menghadiri pertemuan itu meninggalkan markas besar gerakan Pembaruan, Di Jalan Indramayu No.14.

Terima kasih telah membaca Compass.com.
Informasi, inspirasi dan Intelijen dari Surel Kamu.
Registrasi Surel

Kesembilan angka tersebut, menurut Malik, dirilis oleh Amien Rice yang saat itu menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Mohammedan.

Sementara itu, hanya Gustur yang meninggalkan rumah pribadinya.

Malik mengatakan, Amin Rice sengaja tidak mengundang Soeharto ke pertemuan itu karena tidak menyukai catatan lulusan PhD University of Chicago itu.

“Jadi kita tahu ceritanya, waktu itu ceritanya (Bach Hardo) tidak suka dengan Bach Amien Rice,” kata Malik.

Baca juga: Pada 21 Mei 1998, ketika Soeharto digulingkan oleh gerakan reformasi …

Dalam pertemuan tersebut, Soeharto didampingi Menteri Negara Satila Mursyid dan Juru Bicara Kepresidenan Yusril Ihsa Mahendra.

READ  Istana Akhirnya Buka-bukaan Soal Hubungan Jokowi & Megawati, Begini Caranya

Di tengah pertemuan, kata Malik, Sohardo hadir untuk memimpin bangsa Indonesia menuju reformasi. Dia berharap Cock Noor akan ikut dengannya.

Pertemuan tersebut merupakan tanggapan Soeharto atas surat dari Gag Noor tentang seruan reformasi.

“Bach Harto tidak menyinggung soal kabinet, tapi mempertanyakan bagaimana reformasi yang diinginkan akan dibahas. Nanti Bach Harto ingin memimpin reformasi dengan Cock Noor sebagai reformis yang memenuhi tugas administratifnya,” kata Malik.

KOMPAS / EDDY HASBY Pada Mei 1998, mahasiswa dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Pekasi mendatangi gedung MPR / DPR untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Sohardo. Beberapa mahasiswa duduk di atap gedung MPR / DPR. Kompas / ED Hospi (ED) *** Topik Lokal *** http://kom.ps/AB2H32

Selain itu, Malik mengatakan ada lelucon antara Sohardo dan Cock Noor saat menanggapi instruksi masyarakat agar Soeharto lengser.

“Aku bahkan bukan presiden,” kata Sohardo Pathegan (Masalah) ‘. Kemudian Kak Noor berkata, ‘Ya, sudah Kepala (Penuh) ‘. Lalu mereka berdua tertawa bersama, ”kata Malik.

Baca juga: Bertemu dengan Soeharto dan tokoh masyarakat sebelum dia mengundurkan diri

Gerakan reformasi yang menggulingkan Suharto. Protes dimulai setelah Soeharto menyatakan keinginannya untuk terpilih kembali sebagai presiden setelah Golkar memenangkan pemilu 1997.

Kegiatan kemahasiswaan yang semula dilakukan di kampus, kemudian dilaksanakan di luar kampus pada Maret 1998.

Mahasiswa berunjuk rasa protes setelah Soeharto terpilih sebagai presiden untuk ketujuh kalinya pada Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998.

Awalnya mahasiswa menuntut kemajuan ekonomi. Tuntutan tersebut menjadi pergantian kepemimpinan nasional setelah Soeharto terpilih.