KOMPAS.com – Banjir bandang dan aliran lahar di beberapa wilayah Sumbar telah menewaskan sedikitnya 67 orang hingga Kamis (16/05). Sebanyak 20 orang dilaporkan hilang, termasuk suami Rithawati, Sahar, yang tinggal di Jorong Kaluang di distrik Sungai Pua, kabupaten. Saya punya.
Rithavati, 64 tahun, sedang menegakkan tubuhnya di atas kasur saat ditemui di lokasi pengungsian, Rabu (15/05).
Ia masih mengeluhkan nyeri pada lengan kanannya akibat terbentur benda keras pada Sabtu (11/05) lalu saat rumahnya dilanda banjir.
Malam harinya, perempuan yang akrab disapa Rita itu terlihat bercanda dan terkadang tertawa bersama pengungsi lainnya. Ada perasaan bahwa kengerian yang dialaminya dan keluarganya tiga hari lalu tidak berdampak pada dirinya.
Baca juga: Banjir Vulkanik Dampakkan Sumbar, 450 Hektar Lahan Pertanian Organik di Puso
Setidaknya 67 orang tewas hingga Kamis (16/05) menyusul banjir bandang dan aliran lahar di beberapa wilayah Sumatera Barat. Sebanyak 20 orang dilaporkan hilang, termasuk suami Ridawati, Sahar, asal Jorong Kaluang, Kecamatan Sungai Bua, Kabupaten Akham.
Rithavati, 64 tahun, sedang menegakkan tubuhnya di atas kasur saat ditemui di lokasi pengungsian, Rabu (15/05).
Ia masih mengeluhkan nyeri pada lengan kanannya pasca terbentur benda keras pada Sabtu (11/05) lalu saat rumahnya dilanda banjir.
Malam harinya, perempuan yang akrab disapa Rita itu terlihat bercanda dan terkadang tertawa bersama pengungsi lainnya. Ada perasaan bahwa kengerian yang dialaminya dan keluarganya tiga hari sebelumnya tidak berdampak pada dirinya.
“Setiap kali aku tertidur, aku teringat wajah suamiku,” ucapnya dengan suara datar.
“Sampai hari ini belum ditemukan,” kata Rita merujuk pada suaminya, Sahar, yang berusia sekitar 60 tahun.
Baca juga: Siswa SD Hilang Akibat Banjir Sumbar, Korban Tulis Puisi Tentang Hutan
Mereka bersiap-siap untuk tidur pada malam yang menentukan itu ketika terjadi badai petir yang hebat. Rumah mereka tidak jauh dari sungai yang membelah desa mereka.
Saat itu Rita sedang sakit flu. Dia meminta suaminya untuk memijat punggungnya.
Kemudian terdengar suara “Keluduk, Keluduk” dan tiba-tiba banjir masuk ke dalam rumahnya.
Saking parahnya banjir, tembok rumah mereka roboh. Kemudian lemari kayu di kamar itu roboh dan menjebak Rita dan suaminya.
Belum lagi kayu-kayu dan atap seng yang tumbang dan hanyut terbawa banjir. Dalam sekejap mata mereka tersapu banjir.
“Gila sosial. Pengusaha. Pengacara bacon. Kutu buku bir yang bergairah. Pelopor musik yang ramah.”
More Stories
Sambil menyapu, pengemudi Ojol dengan penuh semangat meminta untuk ikut demo atau mengembalikan jaket tersebut.
PDIP Sebut Risma-Gus Hans Putaran Kedua di Pilgub Jatim 2024, Daftar Malam Ini
Ahmad Sayku-Ilham TMP Ziarah ke Makam BJ Habibi di Kekhalifahan