Siapakah Esmail Khatib? Menteri Intelijen Iran yang gagal melindungi Ismail Haniyeh

Teheran – Menteri Intelijen Iran Esmail Khatib telah diganti namanya, meskipun mendapat sanksi dua kali oleh Amerika Serikat, untuk melanjutkan perannya di bawah Presiden terpilih Masoud Pezeshkian.

Pada tanggal 9 September 2022, Departemen Keuangan AS menambahkannya ke daftar intelijen dan sanksi atas keterlibatannya dalam aktivitas dunia maya yang menargetkan AS dan sekutunya. Tak lama kemudian, Khatib kembali dikenakan sanksi AS pada 22 September 2022. Bersama dengan Polisi Moral Iran dan para pemimpin seniornya, dia ditempatkan dalam daftar orang-orang yang ditunjuk oleh Departemen Keuangan AS.

Dia adalah seorang kritikus vokal terhadap protes Gerakan Hijau tahun 2009, menyebut protes tersebut sebagai “pengkhianatan” dan memuji tindakan keras Republik Islam terhadap perbedaan pendapat.

Gerakan Hijau Iran yang dipimpin oleh Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Garroubi muncul setelah pemilihan presiden Iran tahun 2009 dan berlanjut hingga awal tahun 2010. Para pengunjuk rasa menyerukan pemecatan Mahmoud Ahmadinejad dari jabatannya, dengan tuduhan bahwa hasil pemilu dicurangi.

Siapakah Esmail Khatib? Calon Menteri Intelijen Iran Gagal Melindungi Ismail Haniyeh

1. Pendiri Garda Revolusi Iran

Foto/AP

Lahir pada tahun 1961, Khatib adalah anggota pendiri badan intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada awal tahun 1980an, menurut Iran International. Pada tahun 1991, ia diangkat menjadi kepala kantor intelijen di Qom, beroperasi dengan nama samaran Esmail Vesey.

Setelah masa jabatannya di Qom, Khatib diangkat menjadi kepala keamanan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei. Ia kemudian pindah ke Departemen Kehakiman dan memimpin Pusat Perlindungan dan Intelijen Peradilan dari tahun 2012 hingga 2019.

2. Jaringan infiltrasi Iran dibongkar

Foto/AP

Pada Agustus 2021, Khatib diangkat menjadi Menteri Intelijen di bawah pemerintahan mendiang Presiden Ibrahim Raisi. Kepemimpinannya telah menghasilkan peningkatan signifikan dalam anggaran kementerian, yang menurutnya telah meningkatkan kemampuan Iran untuk melawan Israel.

Dia bangga dengan kemampuannya membongkar apa yang dia gambarkan sebagai “jaringan infiltrasi Mossad” yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan sabotase di Iran.

Meskipun anggarannya besar, pada tanggal 31 Juli, Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dibunuh di Teheran setelah presiden baru menjabat.

Baca selengkapnya: Menunggu serangan balasan Iran

3. Menuduh Israel mendalangi pembunuhan Ismail Haniyeh

Foto/AP