Portal Teater – Teater Gandrik berbasis Yogyakarta dijadwalkan akan mementaskan karya saduran “Para Pensiunan” di Ciputra Hall, Surabaya, 6-7 Desember nanti. Aktor berbakat Butet Kartaredjasa dan musikus Djaduk Ferianto bakal tampil dalam pertunjukan ini.
Naskah ini merupakan hasil adaptasi dari karya Heru Kesawa Murti berjudul “Pensiunan” (1986) oleh Agus Noor dan Susilo Nugroho setelah melewati beberapa proses kreatif.
Di Surabaya, pementasan Teater Gandrik difasilitasi dan diselenggarakan oleh Ngopibareng.id, portal media online yang mewadahi ekpresi dan kreasi masyarakat berbasis Surabaya.
Founder dan CEO Ngopibareng.id Arif Afandi mengatakan, terpilihnya Teater Gandrik untuk mementaskan naskah tersebut karena kelompok teater ini selalu menyajikan kritik sosial yang menghibur penonton.
“Nah, setelah berakhir ramai-ramai demokrasi, masyarakat perlu mendapat pelepasan psikis. Dengan mendapat hiburan yang cerdas. Saya kira, Teater Gandrik sangat tepat dengan kebutuhan itu,” tuturnya.
Teater Gandrik sendiri telah beberapa kali memainkan repertoarnya di Surabaya dan ternyata mendapat apresiasi yang menarik di publiknya. Pementasannya pun menyatu dengan hati penontonnya.
Sembari menghadirkan humor-humor cerdas, pementasan Teater Gandrik kali ini bakal dikemas dengan gaya ludrukan, seni teater tradisional Surabaya.
Model adaptasi ini bakal cocok dengan kultur lokal Surabaya, terutama untuk merangsang kreativitas dan daya kreatif para seniman di Surabaya yang sejauh ini masih “tertidur”.
Teater Gandrik adalah salah satu kelompok teater yang cukup penting dalam perkembangan teater modern Indonesia. Kelompok ini didirikan pada 13 September 1983 oleh Heru Kesawa Murti, Susilo Nugroho, Saptaria Handayaningsih, dan Jujuk Prabowo.
Afrizal Malna dalam buku “Teater Kedua. Antologi Tubuh dan Kata” (2019) menulis, Teater Gandrik tidak hanya punya strategi drama lakon sarat pesan satir sosial-politik, tapi juga punya formula terpadu antara tradisi keaktoran naratif, musik, gerak, dan humor dengan warna lokal dan urban.
Kekuatan tradisi keaktoran naratif dalam pementasan-pementasannya ada pada sosok seniman senior Butet Kartaredjasam Joko Kamto dan Handaningsih.
Simak cuplikan video berikut:
Sumber utama: ngopibareng.id
*Daniel Deha