Portal Teater – Jumlah kasus baru sejak pekan lalu bergerak fluktuatif di kisaran angka 400-600, setelah dua bulan sebelumnya berkisar di angka di bawah 400.
Pada Senin (18/5) juru bicara pemerintah Achmad Yurianto melaporkan bahwa jumlah kasus baru masih di atas angka 400.
Berdasarkan data yang terhimpun sejak 24 jam terakhir, ditemukan adanya 496 kasus baru, naik tipis dari sebelumnya 489 kasus.
Dengan temuan kasus baru tersebut, Indonesia kini menderita 18.010 kasus positif, dengan 4.324 sembuh dan 1.191 meninggal.
Jumlah ini naik dari sebelumnya dengan 17.514 kasus, 4.129 pasien sembuh dan 1.148 pasien meninggal dunia.
Dari total 18.010 kasus, Yuri menjelaskan bahwa ada 17.764 pasien yang dites menggunakan alat polymerase chain reaction (PCR) dan 246 lainnya menggunakan tes cepat molekuler (TCM).
Data kasus tersebut tersebar di 34 provinsi dan 389 kabupaten/kota di seluruh tanah air.
Selain jumlah kasus positif, pemerintah juga terus melakukan pelacakan dan pengujian terhadap ribuan pasien kategori lainnya.
Yuri melaporkan bahwa hingga saat ini sudah ada 45.047 orang dalam pemantauan dan 11.422 pasien dalam pengawasan.
Laporan ini berbeda dari sebelumnya karena tidak menyertakan jumlah akumulatif ODP dan PDP, namun hanya menyebut orang/pasien yang masih perlu dipantau atau diawasi.
Sementara untuk pasien yang sudah dinyatakan selesai pemantauan dan selesai pengawasan tidak lagi dimasukkan.
Untuk mempercepat pengujian, pemerintah telah memakai sekitar 66 laboratorium berbasis PCR dan 10 laboratorium berbasis TCM.
Jumlah pemeriksaan yang dilakukan sampai saat ini tercatat ada 190.660 spesimen dari 143.035 orang.
Angka tersebut naik dari sebelumnya sebanyak 187.965 spesimen, atau bertambah 2.695 spesimen.
Jumlah pengujian ini terkecil jika dibandingkan dengan pemeriksaan data yang dihimpun sejak 5 Mei lalu.
Padahal pemerintah telah mengklaim bahwa telah meningkatkan jumlah pengujian, hal yang menyebabkan kenaikan jumlah kasus.
Sebaran Kasus
Dari data pemerintah, diketahui ada 24 provinsi yang melaporkan kasus baru. Sedangkan ada 10 daerah lainnya nihil kasus.
Adapun sebaran 496 kasus baru positif adalah sebagai berikut:
- Bali 11 kasus
- Banten 27 kasus
- Bengkulu 1 kasus
- DI Yogyakarta 1 kasus
- DKI Jakarta 49 kasus
- Jambi 1 kasus
- Jawa Barat 25 kasus
- Jawa Tengah 8 kasus
- Jawa Timur 144 kasus
- Kalimantan Timur 1 kasus
- Kalimantan Selatan 66 kasus
- Kepulauan Riau 11 kasus
- Nusa Tenggara Barat 4 kasus
- Sumatera Selatan 16 kasus
- Sumatera Barat 1 kasus
- Sumatera Utara 7 kasus
- Sulawesi Utara 2 kasus
- Sulawesi Selatan 66 kasus
- Lampung 16 kasus
- Riau 2 kasus
- Maluku Utara 1 kasus
- Maluku 23 kasus
- Nusa Tenggara Timur 9 kasus
- Gorontalo 4 kasus
Perbedaan Data
Temuan kasus yang dilaporkan pemerintah pusat agaknya berbeda dengan laporan pemerintah daerah, bahkan terjadi sejak awal.
Hal mana tampak dari data kasus baru yang dirilis Pemprov DKI Jakarta, misalnya, ditemukan ada 79 kasus baru pada Senin (18/5). Namun pemerintah pusat hanya melaporkan ada 49 kasus baru.
Dengan temuan 79 kasus baru, Jakarta kini memiliki 5.996 kasus, dengan 1.301 sembuh dan 483 meningga dunia.
Demikian halnya dengan Provinsi NTT yang melaporkan adanya 3 kasus baru, namun pemerintah pusat merilis ada 9 kasus baru.
Provinsi di selatan Indonesia itu kini menderita 71 kasus, dengan 6 pasien sembuh dan 1 orang meninggal dunia.
Yuri mengatakan pada awal bulan ini bahwa pemerintah pusat tidak mungkin melakukan manipulasi data kasus corona yang menyebabkan adanya perbedaan data antara pusat dan daerah.
Hal itu untuk merespon permintaan Presiden Jokowi yang meminta agar data kasus corona di buka secara transparan.
Jika memang sudah dibuka, yang menjadi pertanyaan bersama, mengapa ada perbedaan data tersebut.
Beberapa media sudah melakukan pengecekan silang, termasuk ke Kementrian Kesehatan, namun belum ada jawaban.*