Mei 8, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

10 anime dengan akhir yang buruk!

10 anime dengan akhir yang buruk!


Akhir dari sebuah anime dianggap sebagai momen krusial dalam menentukan apakah serial tersebut akan dikenang sebagai sebuah mahakarya atau sebuah kegagalan. Sayangnya tidak semua animasi berhasil memberikan ending yang memuaskan. Akhiran beberapa anime bisa membuat penontonnya merasa kecewa, bingung, atau marah. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari plot yang tidak konsisten hingga keputusan cerita yang kontroversial. Artikel kali ini akan mengulas 10 anime dengan ending yang dianggap buruk sehingga mengundang reaksi negatif dari penonton dan kritikus.


10
Evangelion Kejadian Neon

“Neon Genesis Evangelion” merupakan anime yang mengusung genre mecha dan psikologis, namun ending versi TVnya sering dikritik. Dua episode terakhir beralih dari pertarungan mecha yang intens dan konflik luar angkasa ke eksplorasi introspektif dan abstrak dari pikiran karakter utamanya. Hal ini mengecewakan banyak penggemar yang mengharapkan penutupan yang lebih tradisional terhadap misteri dan konflik yang telah terbangun sepanjang seri.

Penggemar dan kritikus sering kali mengkritik bagian akhir karena kurangnya resolusi pada cerita utama dan rasa ketidakpuasan yang ditimbulkannya. Bab-bab terakhir ini lebih fokus pada motif karakter daripada penyelesaian cerita yang dibangun dengan cermat. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi dan teori, namun juga menimbulkan banyak kekecewaan di kalangan penggemar.

Menanggapi reaksi negatif ini, studio merilis “The End of Evangelion”, yang bertujuan untuk memberikan alternatif penutupan yang lebih konvensional. Meski film tersebut memuaskan sebagian penggemar, banyak yang merasa versi TV-nya gagal memberikan kesimpulan yang memuaskan.


9
Pemakan jiwa

“Soul Eater” merupakan anime yang populer karena ceritanya yang menarik dan desain karakternya yang unik. Namun, akhir dari serial ini sering dianggap sebagai salah satu yang terburuk di anime. Akhir cerita yang terkesan terburu-buru dan resolusi yang terlalu sederhana untuk mengalahkan tokoh antagonis utama membuat banyak penggemar kecewa dan tidak puas.

Ceritanya, yang dibangun dengan baik sepanjang seri, sepertinya tidak pernah mendapatkan resolusi yang layak di akhir. Klimaks yang diharapkan banyak penonton ternyata tidak terjadi, malah muncul resolusi yang dinilai tidak sesuai dengan tema dan tone serialnya. Kritik utama ditujukan pada cara mengalahkan musuh utama yang dinilai terlalu mudah dan kurang memuaskan.

Kurangnya penutupan ini merupakan kekecewaan besar bagi penggemar dan kritikus. Potensi serial ini tidak sepenuhnya disadari karena akhir cerita yang tidak memuaskan dan membuat penonton sangat tidak puas.

READ  Maria Vania Pamer Foto Seksi Yang Tak Berani Dilihat Netizen


8
Orimo

Serial “Oreimo” atau “Adikku Tidak Bisa Seimut Ini” menimbulkan banyak kontroversi di akhir ceritanya. Anime ini mengikuti kisah kakak laki-laki dan adik perempuannya dan awalnya populer karena humor dan dinamika karakternya. Namun, keputusan naratif yang diambil di akhir seri telah menimbulkan perdebatan dan kritik tajam di kalangan komunitas anime.

Ending serial tersebut dinilai kontroversial karena memutuskan untuk mengubah hubungan dua tokoh utama yang merupakan saudara kandung menjadi hubungan romantis. Akhir ceritanya dianggap oleh banyak penggemar dan kritikus sebagai pengkhianatan terhadap cerita yang sudah mapan dan pengembangan karakter.

Kritik terhadap akhir cerita ini bukan hanya karena kontennya yang kontroversial tetapi juga cara ceritanya berakhir. Banyak penggemar yang menganggap endingnya tidak hanya kontroversial, tetapi juga bertentangan dengan arah cerita sebelumnya, menjadikan ending tersebut salah satu yang terburuk dan paling kontroversial dalam sejarah anime.


7
Gol Tokyo:Re

“Tokyo Ghoul:re,” sekuel dari serial “Tokyo Ghoul”, mengecewakan banyak penggemar dengan akhir ceritanya. Serial yang dimulai dengan premis yang kuat dan karakter yang kompleks, diakhiri dengan resolusi yang dirasa terlalu terburu-buru dan tidak memuaskan.

Pertarungan terakhir dan penyelesaian konflik utama terasa kurang mendalam dan tidak konsisten dengan nuansa seri sebelumnya. Banyak pertanyaan penting yang masih belum terjawab, dan pengembangan beberapa karakter kunci terasa dipaksakan atau belum selesai.

Penggemar “Tokyo Ghoul: Re” merasa bahwa “Tokyo Ghoul: Re” gagal memenuhi ekspektasi seri awalnya. Akhir yang tidak memuaskan ini membuat banyak penggemar kecewa dengan serial ini secara keseluruhan, sehingga mengurangi dampak emosional dan tematik yang dibangun sejak awal.


6
Pemutih

Anime “Bleach” memiliki pengikut setia dan merupakan salah satu serial Shonen terpopuler. Namun, banyak penggemar yang kecewa dengan akhir serial tersebut. Ending anime ini dinilai terburu-buru dan meninggalkan banyak aspek cerita yang belum terselesaikan.

Pertarungan terakhir dan pengembangan karakter di akhir seri tidak merata dan tidak memuaskan. Beberapa pertarungan yang ditunggu-tunggu tidak terjadi, dan resolusi untuk beberapa karakter utama terasa tidak lengkap atau dipaksakan.

Banyak penggemar lama “Bleach” merasa serial ini tidak sebanding dengan investasi emosional dan waktu yang mereka habiskan untuk itu. Kekecewaan ini bertambah karena manganya berakhir berbeda, menimbulkan pertanyaan mengapa animenya tidak mengikuti jalur yang sama.

READ  Absurditas Atti Kodang Tolak Panggilan Kerja Indochina


5
Permainan Ka Bunuh!

“Permainan ka bunuh!” Terkenal karena keberaniannya dalam membunuh karakter utama, namun endingnya dianggap oleh banyak penggemar sebagai salah satu yang terburuk. Akhir dari serial ini dianggap sangat kelam dan nihilistik, dengan banyak karakter utama mati dan banyak poin plot penting yang belum terselesaikan.

Pertarungan terakhir dan kejatuhan beberapa karakter utama terjadi terlalu cepat dan kurang pengembangan. Di akhir kesimpulan naratif ini, banyak pertanyaan dan konflik yang dibangun sepanjang seri tidak mendapat penyelesaian yang memuaskan.

Akhir cerita adalah “Permainan Ka Bunuh!” Sering dikritik karena tidak memberikan keadilan atau penutupan yang tepat terhadap karakter dan cerita yang sudah ada. Hal ini membuat banyak penggemar merasa serial ini berakhir dengan hasil yang tidak memenuhi ekspektasi dan investasi emosional mereka.


4
berita kematian

“Death Note” dianggap sebagai salah satu anime thriller psikologis terbaik, namun endingnya sering dikritik. Banyak penggemar yang merasa endingnya, terutama setelah kematian karakter L, tidak sekuat paruh pertama. Endingnya, di mana Light Yagami akhirnya dikalahkan, dianggap anti-klimaks oleh sebagian penggemar.

Fans mengkritik cara Light dikalahkan dan bagaimana konfrontasi terakhir terjadi, merasa bahwa hal itu tidak sesuai dengan kecerdikan dan ketegangan yang ditunjukkan sebelumnya. Banyak yang merasa cerita menjadi kurang menarik dan terputus-putus setelah beberapa saat sehingga menghasilkan akhir yang tidak memuaskan.

Terlepas dari popularitas “Death Note”, akhir ceritanya dipandang sebagai titik lemah dalam serial yang penuh ketegangan dan drama yang cerdas. Banyak penggemar dan kritikus merasa bahwa serial ini seharusnya memiliki akhir yang lebih memuaskan, sesuai dengan standar tinggi yang ditunjukkan di awal.


3
hancur

“Destroyed” merupakan anime misteri dengan plot yang menarik dan penuh ketegangan, namun banyak penggemar yang kecewa dengan akhir serial tersebut. Endingnya terasa terburu-buru dan tidak memberikan penutup yang memuaskan terhadap misteri yang dibangun.

Pertikaian terakhir dan pengungkapan pelaku sebenarnya terlalu mudah dan bebas drama, sehingga mengurangi dampak dari putusan kasus tersebut. Selain itu, beberapa subplot dan karakter tidak ditutup dengan baik, sehingga banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Penggemar yang menikmati misteri dan ketegangan yang dibangun sepanjang seri merasa bahwa akhir ceritanya tidak sesuai ekspektasi. Ending yang kurang kuat merusak keseluruhan tampilan serial yang sebelumnya penuh intrik dan ketegangan.

READ  Angel Lelka lega keluarga Vicky Pressettio diusir


2
Charlotte

“Charlotte” dimulai sebagai anime dengan konsep menarik dan karakter yang menarik, namun banyak penggemar yang kecewa dengan akhir serial tersebut. Akhiran animenya terasa terlalu terburu-buru, dengan sebagian besar plot dan pengembangan karakter dipaksakan.

Pertarungan terakhir dan penyelesaian konflik utama tidak memiliki kedalaman dan detail yang sama seperti bagian awal seri ini. Selain itu, penyelesaian beberapa karakter utama dan konfliknya terasa kurang memuaskan dan terburu-buru.

Terkesan dengan premis unik “Charlotte” dan pengembangan karakter awal, penggemar sering kali merasa bahwa akhir cerita tidak sesuai dengan kualitas yang ditunjukkan di awal seri. Berakhirnya prematur ini meninggalkan rasa kecewa dan rasa bahwa serial ini belum sepenuhnya mencapai potensinya.


1
Mahkota Kriminal

“Guilty Crown” memulai debutnya dengan ekspektasi tinggi karena animasinya yang memukau dan musiknya yang memukau, namun akhir ceritanya sering dikritik sebagai anti-klimaks dan mengecewakan. Konflik dan penyelesaian akhir cerita kurang memadai, tidak sesuai dengan ekspektasi yang dibangun di awal seri.

Cerita yang awalnya penuh potensi dan intrik akhirnya berubah menjadi cerita yang simpang siur dan tidak seimbang. Penyelesaian tokoh utama dan konfliknya dirasa terlalu dipaksakan dan kurang dikembangkan sehingga menghasilkan penutupan yang kurang memuaskan.

“Criminal Crown” sering dianggap sebagai contoh anime yang kurang dimanfaatkan. Terlepas dari elemen visual dan audio yang luar biasa, ceritanya gagal mempertahankan kualitas tersebut hingga akhir, sehingga mengecewakan banyak penggemar.

Akhir dari anime memainkan peran utama dalam menentukan bagaimana serial tersebut akan diingat. Anime yang disebutkan di atas, meski kuat dalam aspek tertentu, gagal memberikan penutup yang memuaskan baik dari segi narasi maupun pengembangan karakter. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesimpulan yang kuat dan runtut untuk memberikan kesan positif kepada penonton.



Oki adalah salah satu pendiri Greenscene yang juga menjabat sebagai Direktur Operasional. Ketertarikannya pada topik yang berhubungan dengan budaya pop membuatnya terkadang berpartisipasi dalam liputan banyak perdebatan sengit.