April 27, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Aksi ‘Lempar’ Dolar AS Sukses! Area di dalam Gateway Global Drop

Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa bank sentral di berbagai negara telah menerapkan perjanjian bilateral local currency settlement (LCS). Dengan LCS ini, kedua negara yang bekerja sama dapat mengurangi ketergantungannya terhadap dolar AS (AS) sehingga kedua mitra dagang tidak perlu menukarkan dolar AS terlebih dahulu jika ingin berdagang dan berinvestasi.

Bank Indonesia juga memiliki banyak kerjasama LCS. Baru-baru ini, PI Bank Negara mengadakan perjanjian dengan Malaysia (PNM) dan secara resmi sepakat untuk memperkuat kerangka penyelesaian transaksi menggunakan Rupee-Ringgit. BI menjelaskan dalam siaran resminya bahwa LCS antara Indonesia dan Malaysia telah dilaksanakan sejak 2 Januari 2018.

“Penguatan kerangka LCS Rupiah-Ringgit akan berlaku mulai 2 Agustus 2021,” kata BI dalam siaran resminya, Senin (2/8/2021).

Selain Malaysia, LCS Indonesia menjalin kerjasama dengan negara lain seperti Jepang, Thailand dan China.

Kebijakan yang ditempuh oleh banyak bank sentral di negara lain ini menyebabkan dolar AS terus terdepresiasi dalam cadangan devisa global (GADAV), bahkan ke level terendah dalam 25 tahun terakhir. Kuartal Keempat 2020.

Foto: IMF

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), banyak analis percaya bahwa penurunan pangsa dolar AS dalam cadangan devisa global sebagian disebabkan oleh penurunan peran mata uang Mama Sam dalam ekonomi global.

Artinya, kerja sama LCS atau jenis kerja sama lain yang menggunakan mata uang lokal secara bilateral justru mengurangi porsi dolar AS.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa bagian dari dolar AS masih lebih besar dari mata uang lainnya.

Dalam 3 bulan terakhir data IMF 2020, nilai dolar AS dalam cadangan global sebesar US$6,996 triliun atau 58,94% dari total cadangan global, persentase terendah sejak 1995.

READ  Pada jarak 30 km, gerbang tol akan terbuka secara otomatis

Sementara itu, pada triwulan I tahun 2021, nilai cadangan devisa global turun menjadi US$ 6,991 triliun, namun secara persentase meningkat menjadi 59,54%.

Euro, mata uang dengan bagian terbesar kedua dari cadangan global, hanya mewakili 20,57% pada kuartal pertama tahun 2021, turun dari 21,29% pada kuartal sebelumnya.

Next page >>> LCS bisa memperkuat rupiah