Beberapa saat setelah pendiri 3AC ditangkap di Singapura, dituduh sebelumnya tinggal di Indonesia – Blockchain Media Indonesia

media kripto Pendiri Three Arrows Capital (3AC) itu membagikan foto momen penangkapannya di Bandara Changi Singapura.

Laporan dari LaranganSu Zhu, salah satu pendiri dana lindung nilai kripto yang bangkrut 3AC, ditangkap minggu lalu ketika mencoba meninggalkan Singapura.

Penangkapan tersebut terjadi sebagai akibat dari kegagalannya untuk bekerja sama dengan penyelidikan likuidasi yang dipimpin oleh likuidator dana tersebut, Denio, yang menambah lapisan kompleksitas pada kisah kripto berisiko tinggi ini.

Deneo, likuidator dana tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 29 September bahwa pihaknya telah memperoleh perintah pengadilan terhadap Zhu karena gagal bekerja sama dalam sidang likuidasi perusahaan tersebut, meskipun pengadilan Singapura sebelumnya memerintahkan dia untuk melakukan hal tersebut. Perintah tersebut menjatuhkan hukuman empat bulan penjara kepada Zhu.

Reuters Mengutip informasi dari Kepolisian Singapura, pihaknya membenarkan penangkapan seorang pria berusia 36 tahun pada 29 September.

Sebelumnya, Su Zhu dikabarkan masih hidup Indonesia.

Tim hukum Zhu tetap bungkam mengenai masalah ini dan menolak berkomentar. Demikian pula, pejabat Singapura dan Teneo menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Seperti diketahui, 3AC pernah menjadi pusat kekuatan kripto, mengelola aset sekitar US$10 miliar dan melakukan investasi mulai dari mata uang kripto hingga token. Non-jamur (NFT).

Namun, keruntuhan dana tersebut dimulai pada Juli 2022, dengan kekacauan yang disebabkan oleh runtuhnya ekosistem Terra meninggalkan jejak kreditor yang belum dibayar dengan klaim setidaknya sebesar US$3,5 miliar.

Episode terbaru dalam drama kripto ini menyangkut penangkapan Su Zhu dan salah satu pendirinya Kyle Davis, yang keberadaannya tidak diketahui.

Masalah serupa yang dihadapi oleh pendiri 3AC lainnya, Kyle Davis, membuat situasi ini semakin menarik.

Menurut Deneo, Davis juga telah divonis empat bulan penjara, namun hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Hal ini semakin mempersulit upaya untuk menyelesaikan utang dana tersebut dan meringankan investor yang gagal bayar. [ab]