Dilanda boikot, Starbucks mengubah nama Vista Coffee?

Dublin (Arrahmah.id) – Akun Twitter resmi Bandara Dublin baru-baru ini membagikan tentang kedai kopi 'Vista Coffee' yang baru dibuka di dalam terminal.

Saat pihak bandara di Irlandia bersemangat untuk membagikan berita tersebut kepada para pengikutnya, banyak netizen yang memperhatikan nama familiar di menu digital. Netizen menunjukkan bahwa ada menu Starbucks di layar di atas konter, membuat banyak orang percaya bahwa Starbucks telah mengubah mereknya menjadi Vista Coffee dalam upaya untuk memenangkan kembali pelanggan setelah menghadapi boikot internasional.

Klaim pergantian merek tersebut dengan cepat menjadi viral, dan mendapat reaksi keras dari warganet. Banyak yang mengkritik Starbucks karena melakukan rebranding hanya untuk menyelamatkan perusahaannya, bukannya menarik dukungan terhadap pemerintah Israel yang menginvasi Gaza. Beberapa orang meragukan strategi rebranding ini bisa diterapkan di negara lain, jadi penduduk setempat harus waspada terhadap peralihan gerai Starbucks ke Vista Coffee.

Meskipun ada protes dari masyarakat, Bandara Dublin bersikeras bahwa Vista Coffee tidak melakukan rebranding menjadi Starbucks. Toko Starbucks yang sebelumnya menempati tempat tersebut ditutup pada akhir Desember setelah kontrak mereka berakhir, menurut juru bicara. Pihak bandara menjelaskan bahwa Vista Coffee adalah kedai kopi sementara yang beroperasi dengan merek yang sama untuk menawarkan pilihan kedai kopi lain kepada pelanggan sebelum operator baru mengambil alih lokasi tersebut.

Sedangkan untuk menunya, Vista Coffee menggunakan peralatan dan bahan-bahan Starbucks sebagai bagian dari kesepakatan yang disepakati, kata pihak bandara. Namun, mereka juga mencatat bahwa Starbucks untuk sementara menawarkan produk mereka ke kedai kopi baru tersebut – namun tidak menjelaskan apakah produk tersebut akan berupa item menu atau item yang tidak dapat dikonsumsi seperti peralatan makan.

Apa pendapat Anda tentang Kopi Vista? Percayakah Anda ini adalah sampul Starbucks? Atau hanya sebuah kedai kopi independen yang terperosok dalam spekulasi? (zarahamala/arrahmah.id)