Mei 6, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Eb Cebullo Sebut Ada Tanda-tanda Kecurangan Pengiriman PSI ke Senayan: Samudera Nasional

Eb Cebullo Sebut Ada Tanda-tanda Kecurangan Pengiriman PSI ke Senayan: Samudera Nasional

Jakarta – Pakar politik sekaligus pendiri PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mencurigai adanya kecurangan pada pemilu legislatif 2024. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sehingga memenuhi ambang batas parlemen atau batas 4 persen.

Dia mengatakan, jika PSI mencapai ambang batas 4 persen, maka parpol pimpinan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kesang Bangerab, akan memiliki wakil di DPR RI. Namun berdasarkan hasil hitung cepat, perolehan suara PSI berkisar antara 2,5 persen hingga 2,6 persen sehingga masih jauh dari ambang batas parlemen.

“Kami menerima data dari KPU DPR RI untuk pemilu presiden dan pemilu dewan. Kami mendapat hasil lengkap dari lebih dari 800 ribu TPS untuk satu TPS untuk pemilu presiden. “Tidak ada yang kurang, tapi berbeda dengan hasil pemilu majelis, datanya diterima memiliki celah yang sangat serius, hasil di setiap TPS. Tidak lengkap,” seperti dikutip Keep Talking di channel YouTube eep, Minggu (18/2/2024).

Celahnya, tidak ada angka perolehan suara atau perolehan suara partai politik saja. Ada tiga cara untuk memilih pemilu Dewan Legislatif: memilih partai saja, memilih calon saja, dan memilih calon anggota dewan dan partai.

Lanjut Eep, TPS memiliki data perolehan suara masing-masing calon legislatif saat pemilih memberikan suaranya kepada calon legislatif dan partai. Jika suara tersebut dipindahkan atau dicuri, calon legislatif akan berteriak-teriak melindungi suaranya.

Menurut Eep, bagi pihak yang memiliki saksi dan tim pembela yang kuat, pasti ada keberatan. Namun bagi partai yang perlindungan suaranya lemah, tidak ada yang berteriak ketika suara suatu partai tertentu dialihkan ke partai lain.

READ  Hasil 16 Besar Indonesia Open 2022: Kemenangan Perang Saudara, Fajr Ryan melaju ke perempat final: Okason Games

“Ini merupakan potensi kecurangan atau kejahatan pemilu yang tidak pernah dibahas atau diungkapkan secara detail,” lanjutnya.

Tanpa menyalahkan penyelenggara pemilu (KPU/KPU) atau siapa pun, Eep mengatakan Pemilu DPR 2019 memiliki celah, kurangnya data pemilih partai atau pemilih sehingga bisa menimbulkan kecurigaan. Ini juga merupakan cara untuk mencuri suara.

Itu terkait lolos atau tidaknya BSI DPR mengingatkan RI, berdasarkan hasil hitung cepat pemilu MPR Eep 2024, PSI tidak boleh melewati ambang batas parlemen.

“Tapi kalau tiba-tiba mendapat 5% atau 6%, kita harus curiga dengan apa yang terjadi. Itu salah satu mekanismenya. Saya tidak menyalahkan pihak berwenang dan aparatnya yang membantu. BSI. “Sebagai warga negara, saya punya hak untuk membunyikan alarm agar didengar semua orang,” ujarnya.



Ikuti berita Okezone berita Google

Ikuti terus semua berita terkini dari Okezone dengan satu akun di ORION, daftar sekarang
klik disiniDan nantikan kejutan menarik lainnya

Dugaan tanda-tanda penyalahgunaan kekuasaan pada pemilu 2024 sudah terlihat sejak lama, seperti dana bansos yang meningkat hingga Rp 560,36 triliun sejak tahun 2023 hingga pemilu.

Padahal, jumlah bansos yang diberikan pada pemilu 2019 (pilpres kedua Jokowi) sebesar Rp194,76 triliun, sedangkan jumlah bansos yang diberikan pada pemilu 2014 sebesar Rp78,3 triliun, tutupnya.

READ  Kalau soal agama kami toleran dan kalau soal Takjeel kami duluan