April 19, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Imunisasi, intervensi kesehatan yang efektif di tengah infeksi

Jakarta, peritasattu.com – Imunisasi sangat penting untuk mengembangkan daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu, hal ini merupakan bagian dari upaya mencegah lebih baik daripada mengobati. Imunisasi adalah intervensi kesehatan masyarakat yang spesifik dan hemat biaya di tengah epidemi. Proyek tersebut merupakan salah satu langkah pencegahan utama yang diambil oleh pemerintah Pekan Imunisasi Nasional (Kemudian) pada tahun 1995.

Vaksin polio oral diberikan kepada siapa pun pada 1995-1997, terlepas dari apakah vaksin polio biasanya diberikan kepada siapa pun atau tidak. Bagi yang sudah mendapat imunisasi polio secara teratur, mengembalikan vaksin akan memperkuat kekebalannya. Vaksin polio, Anda mendapatkan imunisasi dasar, ”jelas Dr. I. Neoman Kantun, Konsultan Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan, dalam produksi talkshow bertema ‘Belajar dari Suksesnya Punggung Polio’ yang dilakukan oleh tim penanganan. Govit-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (17/11/2020).

Kemudian ditujukan untuk memberantas polio di Indonesia. Sebelum pemberantasan, masyarakat harus mengetahui tahapan penanganan, pengendalian, pemberantasan dan pemberantasan penyakit menular.

“Pengendalian mengurangi kejadian penyakit menular. Penghapusan menekan angka yang sangat kecil, yang mungkin nol, tetapi virus tidak hilang. Eliminasi, selain mengurangi penyebaran ke nol, juga dapat menyebabkan virus hilang. Dr. Neoman menjelaskan.

Sejalan dengan Dr. Neoman, Konsultan Imunisasi dan Pengawasan untuk Kantor Pencegahan dan Pengendalian CDC Atlanta, Dr. Jane Sobardi mengatakan bahwa imunisasi melalui vaksin telah terbukti menjadi pendekatan kesehatan masyarakat yang sangat efektif.

“Dengan kata lain, terbukti tanpa adanya program vaksin dan imunisasi, manusia tidak dapat memenangkan perang melawan virus,” terangnya.

100% divaksinasi
Mencerminkan cakupan vaksin polio konvensional yang dimulai pada tahun 1995 menurun selama periode 1998-2002 akibat dampak krisis multidimensi. Pada 2002, pemerintah kembali membuat pos baru. Virus polio liar pada tahun 2005 (Virus polio liar) Teridentifikasi di Sidahu, Sukabumi, Jawa Barat.

READ  Inilah Alasan UAS Ditolak Ratusan Mahasiswa di Mathura

“Penanganan virus polio di Sidahu sebenarnya dilakukan dengan proses yang cepat yang disebut subpin, sehingga virus polio liar yang masuk ke Sidahu tidak menyebar. Sayangnya virus tersebut sudah menyebar ke Sumatera dan wilayah lainnya,” jelas Dr. Neoman.

Pemerintah kemudian menetapkannya sebagai KLB dan kembali ke puncak. Hasilnya, polio berhasil diberantas kembali pada tahun 2006. Kemudian pada 2014, WHO memberi label Indonesia bebas polio.

“Sejauh ini belum ada satupun korban polio yang terdiagnosis virus polio liar. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus tersebut? Perlindungan imunisasi harus setinggi-tingginya, 100% diperlukan bila perlu,” jelas Dr. Neoman.

Karena itu, Dr. Neoman berkata, Imunisasi Investasi masa depan untuk anak Indonesia. Berbekal imunisasi yang melindungi dari infeksi, anak Indonesia dapat tumbuh menjadi sehat jasmani dan rohani. Dengan begitu anak Indonesia bisa tumbuh sehat dan cerdas.

Jane Sobardi juga berpandangan bahwa kunci sukses pembebasan Indonesia dari virus tersebut adalah dukungan aparat pemerintah yang memiliki keinginan kuat untuk memberantas virus dari Indonesia.

“Yang tidak kalah pentingnya adalah komunikasi dengan masyarakat melalui berbagai media lebih baik dilakukan sehingga vaksin dengan vaksin yang sesuai diterima dan terbukti menjadi pendekatan kesehatan yang efektif,” ujarnya.

Dr. Jane juga memberi saran kepada orang-orang yang tidak yakin tentang keefektifan vaksin. Dia mengatakan vaksin yang aman akan berdampak besar pada masyarakat.

“Vaksin lebih sulit disiapkan, kebutuhan lebih penting daripada obat. Karena vaksin masih tersedia bagi yang sehat dan yang sudah sakit, kebutuhan utama vaksin adalah proteksi. Tujuan vaksin agar orang sehat tetap sehat dan kebal dari vaksin tertentu,” ujarnya. .

Sumber: Suara Pembaruan

READ  Kebingungan! Juventus kalahkan Zenit, Bonucci Cristiano Ronaldo