Mei 8, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Kesedihan! Warga desa miliarder di Dubai terpaksa menjual sapi mereka karena kehabisan uang

Jakarta

Sempat ke desa di desa Wadung kecamatan Janu Virus Awal tahun lalu, Bu. Saat PT Pertamina Rosneft Processing and Petrochemical (PRPP) menjual tanahnya untuk pembangunan Grass Root Refinery (GRR) Tuban, warga desa ini tiba-tiba menjadi jutawan.

Hampir setahun telah berlalu dan nasib warga di sana kembali menarik perhatian. Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, warga di sana mengatakan bahwa setelah PT PRPP membeli tanah, mereka menghabiskan tabungannya karena tidak memiliki pekerjaan.

Padahal, ganti rugi yang diterima warga di sana mencapai miliaran rupiah lho. Uang itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Kini duka yang tersisa dirasakan oleh salah satu warga Desa Jutawan di DubaiMusanam (60), warga Desa Wadung, Kecamatan Janu, karena tanahnya dijual ke proyek pabrik Dupan.

Foto: Novita Risky / Hypunda

Musanam mengaku menyayangkan tahun lalu Rp 2,5 miliar lebih telah terjual untuk rumahnya dan 2,4 hektar lahan produktif. Yang dia sesali sekarang adalah dia tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak bisa lagi bekerja, Bu.

Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, Musanam terpaksa menjual satu per satu ternaknya yang diternakkan oleh keluarganya.

“Saya punya enam sapi, Pak, saya tidak menjual tiga, sekarang saya punya tiga. Saya menjual sapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya,” kata Musanam dalam demonstrasi baru-baru ini di depan kantor proyek Duban GRR.

Sebelum menjual tanah pertaniannya, Musanam mengaku bisa mendapatkan 40 juta rupee setiap kali memanen jagung atau tanaman lainnya. Ketika proyek kilang minyak dibangun, dia bersikeras bahwa tanah itu bisa dibeli melalui proyek Punta.

READ  "silahkan!" Sebuah suara misterius ditangkap petugas pemadam kebakaran saat mencari korban Sriwijaya Air di laut

Perusahaan berjanji akan menyediakan pekerjaan untuk keluarga Musana. Tapi janji itu belum terpenuhi selama lebih dari setahun. Keluarganya juga tidak ditawari pekerjaan.

Hal senada diungkapkan Muki (60), warga lainnya.

Klik untuk melanjutkan membaca Di Sini.

(Ang / Cemara)