Mei 4, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Melihat keindahan dua planet raksasa bersama peneliti di Observatorium Bosscha

Melihat keindahan dua planet raksasa bersama peneliti di Observatorium Bosscha

Observasi dilakukan di dua lokasi berbeda yaitu Laboratorium Bosscha di Lembang dan Universitas Nusa Cendana di Kupang. Namun karena faktor meteorologi yang menyebabkan langit Lembang tertutup awan tebal, pengamatan dari Kupang dikumpulkan menggunakan teleskop berdiameter 20 cm dengan panjang fokus 2 meter. Sasaran pengamatannya adalah planet Saturnus dan Jupiter yang saat ini mengalami oposisi sehingga terlihat jelas dari Bumi.

Jupiter dan Saturnus adalah dua planet gas terbesar di tata surya. Materi gas yang menyusun planet menyebabkan permukaan planet terus berfluktuasi sehingga menciptakan pola terang dan gelap di permukaan. Suatu titik dapat mempunyai kecepatan, sudut dan arah putaran yang berbeda dengan titik lain pada permukaan planet yang sama.

Usai menjelaskan kemiripan kedua planet tersebut, Yusuf dan Timas memberikan pemahaman tentang Saturnus yang terlihat malam itu. Saturnus merupakan planet gas raksasa dengan diameter 9 kali diameter Bumi, 760 kali massa Bumi, dan 95 kali massa Bumi. Namun dengan ukurannya, Saturnus hanya membutuhkan waktu 10,5 jam untuk berotasi. Rotasi yang sangat cepat berarti struktur Saturnus di ekuator sangat kompak sehingga bentuknya tidak bulat sempurna.

Saturnus memiliki sistem cincin yang paling terlihat dari planet gas lainnya dari Bumi karena materialnya terdiri dari es yang memantulkan sinar matahari. Cincin Saturnus juga memiliki pola terang-gelap yang disebabkan oleh perbedaan kepadatan es. Faktanya, cincin Saturnus memiliki bentangan yang sangat luas dengan tebal 10 m.

“Misalnya, jika kita menyusutkan Saturnus sebesar 1 meter, dan kita menyusutkan cincinnya ke tingkat yang sama, ketebalan cincinnya akan lebih tipis dari silet,” kata Thimas.

Menurut data terakhir, Saturnus memiliki 146 bulan dengan bulan terbesar bernama Titan. Yusuf dan Timas menggambarkan Titan sebagai satelit dengan atmosfer yang sangat padat serta sungai dan danau metana cair. Terdapat bebatuan dan aktivitas vulkanik di permukaan yang memuntahkan lava es.

Pengamatan kemudian beralih ke Jupiter, planet gas raksasa yang diameternya 11 kali Bumi dan massanya 1.300 kali Bumi. Jupiter memiliki periode rotasi yang lebih cepat dibandingkan Saturnus, yaitu hanya sekitar 8,5 jam. Ciri-ciri gelap terang yang umum ditemukan pada planet gas paling jelas terlihat di Yupiter. Gesekan terjadi di wilayah batas terang-gelap ini sehingga sering menyebabkan turbulensi dan badai di permukaan Jupiter. Badai paling terkenal yang terlihat sejak manusia pertama kali mengarahkan teleskop ke Jupiter Titik merah besar. Disebut badai ini karena terlihat seperti titik merah besar di permukaan Jupiter jika dilihat dari Bumi.

Saturnus juga mengalami fenomena aurora akibat interaksi partikel bermuatan Matahari (angin matahari) dengan medan magnet Jupiter. Berbeda dengan medan magnet bumi yang bersumber dari inti bumi, medan magnet Yupiter bersumber dari interaksi elektron pada gas hidrogen penyusunnya. Seperti Saturnus, Jupiter memiliki cincin yang hanya dapat dilihat dengan detektor inframerah karena bahan penyusunnya bukanlah es dan strukturnya tidak terlalu besar. Selain itu, Jupiter mengeluarkan energinya sendiri yang lebih besar dibandingkan energi yang diterimanya dari Matahari. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman bahwa Jupiter adalah bintang gagal.

“Setidaknya reaksi fusi bisa terjadi jika suatu benda memiliki massa kurang lebih 1/12 massa Matahari. Sedangkan massa Jupiter 1/1000 massa Matahari, artinya masih jauh dari kata menjadi bintang,” Yusuf dikatakan.

Bulan Jupiter pertama kali ditemukan oleh Galileo 400 tahun lalu. Ia melihat titik-titik kecil di sekitar Jupiter yang bergerak mengelilingi planet tersebut. Dari pengamatan tersebut, Galileo menyimpulkan bahwa Bumi berputar mengelilingi sesuatu yang lebih besar darinya, sama seperti satelit yang ia amati berputar mengelilingi Jupiter, maka lahirlah teori heliosentris. Keempat satelit yang diamati oleh Galileo disebut Bulan-bulan Galilea Empat satelit utama Yupiter yaitu Ganimede, Eropa, SayangDan Kalisto.

Koresponden: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)

READ  Ada batu ajaib yang tidak bisa jatuh di Mars

Penulis: M. Naufal Habib