Juli 2, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Mengapa pengemudi bus dan truk dilarang menginjak pedal rem saat menuruni bukit?

Mengapa pengemudi bus dan truk dilarang menginjak pedal rem saat menuruni bukit?

Boyolali, KOMPAS.com – Akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan yang melibatkan bus dan truk. Pemicu terbanyak rem blong.

Penggunaan rem utama secara terus-menerus, berulang-ulang, dan berkepanjangan akan menyebabkan komponen menjadi terlalu panas sehingga menyebabkan rem rusak berkali-kali.

Ahmad Wilton, penyidik ​​senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mengatakan hampir seluruh kejadian rem blong terjadi di jalan menurun.

Baca Juga: Kualitas Oli Rem Motor Buruk Bisa Sebabkan Rem Buncit

“Hal ini tidak lepas dari minimnya pengetahuan sehingga setiap pengemudi bus dan truk harus memiliki teknik berkendara saat menuruni bukit, mengandalkan autodidak saja tidak cukup,” kata Wilton kepada Kompas.com, Kamis (20/6). /2024).

Wilton mengatakan, setiap perusahaan pemilik kendaraan niaga untuk transportasi harus menyediakan dan menguasai pengetahuan tersebut.

“Sepele saja, saat berkendara di jalan rendah sebaiknya pengemudi menggunakan gigi yang lebih rendah, bukan menginjak pedal rem, tapi menggunakan rem buang untuk memperlambat kendaraan,” kata Wilton.

Baca juga: Rem blong bisa terjadi kapan saja meski tanpa gejala sebelumnya

Kompas.com/Dokumentasi Polsek Silo Rentetan kecelakaan terjadi pada Sabtu (4/5/2024) di Kabupaten Jember akibat rem truk tangki elpiji rusak.

Penggunaan rem utama yang berulang dan berkepanjangan dapat menurunkan kinerja rem sehingga pengemudi harus mengatur waktu penggunaannya, kata Wilden.

“Jika tidak diperlukan tidak perlu menginjak pedal rem, Anda bisa mempercepat kendaraan dengan engine brake yang artinya menggunakan gigi lebih rendah dan mengaktifkan rem knalpot,” kata Wilton.

Oleh karena itu, pengemudi bus dan truk dilarang menginjak pedal rem saat menuruni bukit, bukan tanpa tujuan, namun juga agar rem utama tidak membebani.

READ  Pahlil: Perekonomian Indonesia dikendalikan oleh kelompok 1 persen, begitu juga dengan perusahaan patungan


mendengarkan berita penting Dan Berita khusus Kami ada di telepon Anda. Pilih saluran favorit Anda untuk mengakses pesan saluran WhatsApp Kompas.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.