Kamis (29/2/2024) Toko kurma Tayyiba di Solo tidak menjual kurma asal Israel karena mendukung gerakan kemerdekaan Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Pengelola Toko Kurma Tayyba di Solo, Maftuhah Fitri, mengaku tidak menjual kurma asal Israel. Salah satu alasannya adalah toko tersebut mendukung Gerakan Pembebasan Palestina sejak awal.
Dia mengatakan, toko Jalan Kapten Mulyadi banyak mengambil kurma dari negara-negara Timur Tengah dan ada pula yang dari Palestina.
“Alhamdulillah, Insya Allah TIDAK (kurma dari Israel), kebanyakan dari Arab Saudi, Medjul dari Palestina, Mesir dan Tunisia. “Kami akan dukung 'Palestina Merdeka', Palestina Insya Allah dan dari awal kami fokus pada kurma dari Timur Tengah, bukan dari Israel,” kata Fidri, Kamis (29/2/2024).
Pihaknya juga mewaspadai banyaknya boikot terhadap produk kurma asal Israel. Tapi tidak ada keuntungan karena tidak ada penjualan di toko.
“Kemarin mungkin ada beberapa tanggal yang terbengkalai, alhamdulillah TIDAK menjual, jadi TIDAK Pengaruhnya,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Matuha Penjualan kurma Menjelang bulan Ramadhan, jumlahnya meningkat. Alhamdulillah penjualan meningkat pada pertengahan Februari, Insya Allah terus berlanjut hingga Ramadhan, ujarnya.
Ia mengatakan, sekitar 100 ton kurma sedang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan kurma selama bulan suci Ramadhan tahun ini. Dia memperkirakan akan terjadi peningkatan sekitar 100 persen dibandingkan hari normal.
“Permintaannya hampir 100 persen dari hari biasa apalagi kalau puasa. Hampir 100 ton sudah kami siapkan sejak Januari untuk menyambut Ramadhan,” ujarnya.
“Gila sosial. Pengusaha. Pengacara bacon. Kutu buku bir yang bergairah. Pelopor musik yang ramah.”
More Stories
Partai Kelora menegaskan penolakan bergabung dengan koalisi PKS Prabowo
Anwar Abbas mengkritik pembatasan jam buka Warung Mathura di Bali
Kapten Timnas U-23 Indonesia Nathan Dijo-A-on menyambut baik kepulangannya