Kamis, 26 November 2020 – 16:21 WIB
Puncak Gerhana Bulan Penumbra sudah terlihat dari Kota Bali, Denpasar sebelum Rabu (23/3). Foto: Andara / Fikri Yusuf
jpnn.com, Jakarta – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LABAN) mengatakan, dampak gerhana bulan Penumbra pada akhir November 2020 tidak akan menjadi faktor dalam pelayaran.
Pada Kamis (26/11) di Pusat Ilmu Antariksa, astronom dan astronom Laban Rorom Priyadikanto mengatakan, “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam pelayaran kecuali ada peringatan gelombang lagi akibat cuaca buruk.
Gerhana bulan penumbra terjadi saat bulan purnama dengan bagian cakram bulan yang tidak sepenuhnya diterangi oleh matahari.
Bumi menghalangi sinar matahari. Jadi 83 persen cakram bulan tampak sedikit lebih gelap.
Puncak gerhana bulan Penumbra terjadi pada 30 November pukul 16.44 WIB.
“Pada puncaknya, lautan Indonesia sedang surut,” kata Rorom.
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 27 November 2020, Bulan berada paling jauh dari Bumi. Yaitu ombaknya tidak terlalu tinggi.
Karena itu, dampak gerhana bulan atau gerhana bulan tidak perlu dikhawatirkan, kata Roma. Namun, Anda harus mewaspadai kemungkinan cuaca buruk pada akhir November 2020.
Didukung Kandungan
Memuat …
Memuat …
“Pencinta media sosial. Fanatik TV yang tak tersembuhkan. Pelajar. Penginjil zombie profesional. Penjelajah. Penggemar kopi.”
More Stories
Piala AFC 2023: Anthika Vijaya kembali menjamah Terengganu FC
Piala AFC 2023: Bali United & PSM tersingkir, semifinal tanpa wakil Indonesia
Glock berharap para pemain baru cepat beradaptasi di Persip – Persip Bandung dan Olahraga Jabar.