Produksi Ketiga Teater Moksa Siap Tayang di Teater Utan Kayu

Portal Teater – Teater Moksa, sebuah komunitas teater beranggotakan sekelompok anak muda di Buaran, Jakarta Timur, siap mementaskan pertunjukan “Bisikan Jiwa” karya dan sutradara Panji Gozali, pekan depan. Ini merupakan produksi ketiga grup teater yang berdiri pada Desember 2017 tersebut.

Panji yang juga merupakan Ketua Teater Moksa dalam “Bincang-bincang Pementasan Teater Moksa”, Minggu (8/3) malam, mengatakan, pementasan ini digarap sejak Desember tahun lalu, melibatkan sekitar 8 pemain.

Berbeda dari kedua produksi pertunjukan sebelumnya, yaitu pada 2018 dan 2019, “Bisikan Jiwa” yang akan tayang di Teater Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (15/3) nanti, merupakan sebuah pementasan tanpa dialog.

Menurut Panji, tidak ada maksud spesifik dari pemilihan model pertunjukan sebagai “tanpa dialog”. Namun, berupaya mendeteksi dan serentak meriset minat penonton, pertunjukan ini menekankan visualisasi dan instrumentasi musik.

Para pemain akan lebih mengeksplorasi kemampuan gerak, tubuh dan konsentrasi pikiran agar narasi pertunjukan terjalin dengan baik dan dapat ditangkap penonton.

Sebelumnya, karya ini telah tayang perdana di Balai Warga Buaran, 23 Februari 2020 lalu. Panji melihat, antusiasme penonton terhadap bentuk pertunjukan terbilang baik bila dibandingkan dengan pertunjukan sebelumnya yang sangat verbalisme.

Teater Moksa pernah mementaskan naskah ‘Mati Konyol” di tempat yang sama tahun lalu. Kala itu, tampak bahwa lebih banyak penonton yang memilih mengobrol dengan teman-teman atau orang di sekitarnya, ketimbang memperhatikan dialog pertunjukan.

Hal itu, menurut Panji, sangat tidak efektif untuk membangun interaksi antara penonton dengan pertunjukan. Penonton bukannya teralienasi sebagaimana konsep Brecht, tapi tampak sibuk dengan diri sendiri daripada mencerap pertunjukan.

Sepanjang perjalanan artistiknya, guru teater pada beberapa sekolah menengah di Jakarta Timur itu terus mencari bentuk-bentuk yang relevan dengan minat penonton.

Termasuk juga mencari wahana atau medan pertunjukan yang dianggap matching dengan konsep pertunjukan yang diusung Teater Moksa.

Dan kali ini, secara kebetulan, ia menilai, Teater Utan Kayu cukup representatif untuk menghadirkan tubuh pertunjukan “tanpa dialog” yang dipilihnya.

Desain dan struktur panggung berbentuk teater arena dan mungil akan sangat membantu penonton mencerap pesan moral dari narasi pertunjukan ini. Tambahan pula, panggung teater ini kedap suara sehingga dapat meminimalisir kasak-kusuk.

Komunitas Teater Moksa dan peserta foto bersama usai Bincang-bincang Pementasamn Teater Moksa "Bisikan Jiwa" di Teater Utan Kayu, Minggu (8/3). -Dok. portalteater.com
Komunitas Teater Moksa dan peserta foto bersama usai Bincang-bincang Pementasan Teater Moksa “Bisikan Jiwa” di Teater Utan Kayu, Minggu (8/3). -Dok. portalteater.com

Imajinasi Pemain

Selama proses latihan, ada yang unik dengan metode yang dipraktikan Panji. Ia tidak memaksa para pemainnya untuk bekerja menurut apa yang diinginkannya.

Namun ia lebih membuka ruang bagi pemain untuk berimajinasi tentang karakter atau cara bekerja sebagai aktor seperti apa yang mereka inginkan. Dengan itu, para pemainnya dapat mengeksplor kemampuan mereka, tanpa didikte sutradara.

Metode ini bekerja persis sama dengan apa yang diterapkan Reza Ghazali di Teater Camuss. Di sana ia membiarkan para aktornya menentukan naskah dan berimprovisasi sesuai imajinasi masing-masing. Namun tetap dengan batasan tertentu.

Sebagai murid yang baik, Panji berupaya belajar banyak hal dari para guru teaternya, termasuk WS Rendra, Putu Wijaya, dan lain-lain. Dari Rendra ia belajar agar mempraktikan metode latihan yang lebih sesuai dengan karakter milenial kini.

Konon, Rendra terkenal sebagai sutradara yang keras dalam mendidik para aktornya. Ketika kembali dari penjara para sekitar tahun 1986, ia menggelar latihan panjang untuk produksi “Panembahan Reso”. Sehari penuh, dari malam hingga malam berikutnya.

Di Teater Moksa, Panji berupaya keluar dari pakem yang mengatakan bahwa untuk sukses, teater harus dilatih secara keras itu. Ia menyesuaikannya dengan kondisi aktor.

Perkenalkan Teater Moksa

Hadir dalam bincang-bincang ringan ini sekitar 30-an peserta. Semuanya anak muda atau kaum milenial. Ada yang dari komunitas Teater Moksa, ada pula dari rekanannya, seperti Pustaka Pandawa, Rawamangun Concept, dan beberapa lainnya.

Tampil sebagai pembicara dalam diskusi ini: Panji Gozali (Ketua Teater Moksa), Jelly Vantani (Pimpinan Produksi Teater Moksa) dan MJ (Pemain Teater Moksa). Diskusi ini dimoderatori Nurrul Fikri (Abang None Buku Jakarta Pusat).

Panji mengatakan, diskusi ini tidak bertujuan untuk membedah dapur produksi “Bisikan Jiwa”, seperti halnya biografi penciptaan, tapi lebih sebagai momentum untuk memperkenalkan Teater Moksa.

Karenanya, sebagai pembuka bincang-bincang, penulis buku puisi Abstraksi KehidupanBalada Buaran dan Sukma Mawar itu meminta moderator untuk membukanya dengan membeberkan sejarah pendirian dan tapak produksi Teater Moksa.

Selain itu, penulis lepas itu menambahkan, diskusi tersebut juga bermaksud untuk memperkenalkan kepada publik tentang bentuk pertunjukan “Bisikan Jiwa” agar penonton yang telah membeli tiket tetap merasa sreg dengan pertunjukan.

Sebagai komunitas teater muda, Teater Moksa terus bergerilya untuk menyasar lebih banyak penonton milenial, seperti halnya para anggotanya anak-anak muda. Ada yang telah bekerja, masih kuliah dan ada pula yang putus sekolah.

Dalam pencahariaanya, Teater Moksa terus melakukan riset, tidak hanya untuk memperkuat data pertunjukan, tapi juga minat penonton/pasar, agar setiap produksi pertunjukan tetap mengena dengan kebutuhan penonton masakini.

Adapun pementasan “Bisikan Jiwa” dapat disaksikan pada Minggu (15/3) di Teater Utan Kayu, Jalan Utan Kayu Raya, No.68H, Matraman, Jakarta Timur, pukul 15.00 WIB dan 20.00 WIB.

Informasi tiket dapat menghubungi Riska Handayani (081292591706), Rafika Septiani (089655663026), atau di Instagram @pemoedaberkesenian.*

Facebook
Twitter
LINE
Pinterest

Baca Juga

Museum MACAN Gandeng OPPO Gelar “Arisan Karya” Edisi Terakhir

Portal Teater - Setelah sukses di dua ronde pertama, Museum MACAN kembali menggelar program "Arisan Karya" edisi terakhir. Program suntikan motivasi bagi ekosistem seni Indonesia...

Terkini

Museum MACAN Gandeng OPPO Gelar “Arisan Karya” Edisi Terakhir

Portal Teater - Setelah sukses di dua ronde pertama, Museum MACAN kembali menggelar program "Arisan Karya" edisi terakhir. Program suntikan motivasi bagi ekosistem seni Indonesia...

Rudolf Puspa: Menggelorakan Berkesenian

Portal Teater - Saya masih ingat ketika pada tahun 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyerukan kepada penyelenggara pendidikan untuk menggelorakan aktivitas kesenian. Saya...

Para Penyair Robot, Ekosistem Penulis dan Tak Ada Apa-apa

Portal Teater - Sebuah unggahan Instagram milik akun @balingehits memunculkan performance berbeda tentang pisang, bapak dan ibu. Kata ditempatkan di atas bidang IG putih...

Galerikertas Kembali Buka Ruang Pameran untuk Publik

Portal Teater - Setelah beberapa bulan ditutup karena situasi pandemi, awal Juli ini Galerikertas akhirnya kembali dibuka untuk publik. Pembukaan kembali galeri berbasis Depok, Jawa...

Rontoknya Kekerasan karena Cinta

Portal Teater - Apakakah kekerasan akan luluh lantak dengan indahnya alis mata, binar indah bola mata dan lentik bulu mata. Atau malah makin ganas? Dalang (sutradara)...