April 28, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Jurnalis Patsy Vidakuswara terancam dikeluarkan setelah mengajukan pertanyaan di KTT ASEAN, berikut kronologinya

Jurnalis Patsy Vidakuswara terancam dikeluarkan setelah mengajukan pertanyaan di KTT ASEAN, berikut kronologinya

Seorang jurnalis VOA berdarah Indonesia, Patsi Vidakuswara KTT ASEAN di Jakarta pada Rabu (6/9/2023) mengalami kejadian yang tidak terduga ketika menyertakan pertemuan bilateral antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Petugas menyuruh Patsy pergi sambil meneriaki Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.. Dia menjelaskan kronologi kejadian dari halamannya melalui thread di akun X (sebelumnya Twitter).

Garis waktu peristiwa yang dialami Patsy



Timeline Pengalaman Patsy/ Foto: Instagram.com/pwidakuswara

Awalnya, Batsi dan rekan jurnalis lainnya berkesempatan mengambil foto atau video sebelum pembicaraan antara Amerika Serikat dan Indonesia dimulai. Namun waktu yang diberikan tidak banyak. Belakangan, saat dipersilakan keluar, Batsi menanyakan beberapa pertanyaan kepada Wakil Presiden Kamala Harris dan Presiden Jokowi.

Ketika ditanya oleh Kamala, “Apakah AS hampir mencapai kesepakatan mengenai nikel dengan Indonesia?”, ia bertanya kepada Jokowi, “Apakah mengecewakan jika Presiden Joe Biden tidak menghadiri KTT ASEAN?”

Namun, tak lama setelah menanyakan pertanyaan keduanya, Patsy langsung dihadang oleh penjaga yang menempatkan tubuhnya di dalam kamar dan menyuruhnya pergi.

Saat berada di luar sel, ia “dikepung” oleh beberapa petugas akibat perbuatannya. Pihak berwenang menanyakan nama Patsy dan tidak mengizinkannya berpartisipasi dalam acara lain di KTT ASEAN ke-43.

“Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya dilarang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Mereka menghentikan saya, memblokir saya, dan seorang petugas wanita menyandarkan tubuhnya ke tubuh saya,” tulis Patsy. Akun X-nya. Dia lebih lanjut menjelaskan, “Petugas itu berkata saya tidak akan membiarkan dia masuk bahkan sampai akhir dunia.”

Setelah berdiskusi antara delegasi AS dan Duta Besar AS untuk Indonesia Chung Kim, Patsy akhirnya diperbolehkan masuk kembali ke ruangan dengan syarat tidak boleh berteriak atau bertanya selama pertemuan.

Awalnya dia menolak persyaratan tersebut karena bertentangan dengan integritasnya. Namun, dia tidak punya pilihan.

Kelebihan dan Kekurangan Aksi Paci

Pro dan Kontra Tindakan Patsy/ Foto: Instagram.com/pwidakuswara/Foto: instagram

Uraian Patsy di akun Instagram resmi @voaindonesia mendapat beragam komentar dari banyak warganet. Ada yang mendukungnya, bahkan ada pula yang meminta Patsy menghormati aturan yang ditetapkan saat KTT ASEAN ke-43.

“Saya mendukung MISS karena ini kebebasan pers di seluruh dunia,” komentar pemilik akun @yy.***.

“Saya dukung @pwidakuswara karena ini bukan soal etika “di mana bumi berpijak, di mana langit berdiri” tapi nilai kebebasan pers baik di Indonesia atau Amerika, tidak perlu ditaati. Organisasi boleh bertanya atau bertanya karena kalau difollow, kami bukan sekedar jurnalis, kami hanya PR,” jelas pemilik akun @ign*********.

“Etika di Indonesia dan Amerika itu berbeda. Sarannya, di mana pun ada baiknya menghormati peraturan dan perundang-undangan. Kebebasan pers itu wajib, tapi harus memperhatikan norma dasar. Apalagi ini forum internasional. apapun yang kamu lakukan, bawalah nama negaramu,” kata pemilik akun @sar****** berkomentar.

“Saya malu banget sama Bu Patsy.. apalagi buat video klarifikasi seperti itu.. Indonesia negara yang baik.. jadi jangan disamakan dengan USA yang sangat bebas.. Malah klarifikasi ini video tersebut menunjukkan bahwa anda tidak menghargai negara dimana suatu peristiwa dilangsungkan…kalau tidak bisa sopan tolong jangan mengaku sebagai orang Indonesia, apalagi mengikuti adat istiadat Amerika.. Faktanya, Presiden Barack Lebih baik lagi Obama, walaupun dia imigran berumur pendek di Indonesia, dia menghormati adat istiadat Indonesia,” @ris*** *****.

Tanggapan Duta Besar Indonesia untuk AS, Rosen Roslani atas kejadian di Batsi

Reaksi Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan Roeslani atas apa yang dialami Patsy/ Foto: Instagram.com/rosanroeslani

Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosen Roslani mengaku menyayangkan kejadian tersebut. Ia menegaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap kebebasan pers, meski ada protokol tertentu dalam setiap peristiwanya.

“Kami menyayangkan kejadian yang melibatkan Patsy Vidakuswara dan memahami kekhawatiran yang muncul sekaligus menekankan komitmen kami terhadap kebebasan pers,” kata Rosen Rozlani, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. VOA Indonesia.

Ia menjelaskan, acara yang dimaksud adalah sesi foto bersama, bukan konferensi pers. “Teriakan dan suara keras menimbulkan kekhawatiran bagi pasukan keamanan,” kata Rosen.

Keamanan Patsi Vidakuswara

Komentar Patsy saat bertanya kepada narasumber dengan berteriak/ Foto: Instagram.com/pwidakuswara

Meski ada saat-saat mengajukan pertanyaan dianggap tidak pantas, Patsy mengakui bahwa melontarkan pertanyaan kepada narasumber dengan cara seperti itu sangat lumrah di media Amerika.

“Setiap ada kesempatan bertanya, sebaiknya kita manfaatkan. Kalau kita patuh dan patuh pada petunjuk kapan boleh bertanya dan kapan tidak bertanya, berarti kita sebagai jurnalis tidak menjalankan kewajiban. Kita tunduk pada hal tersebut. berkuasa,” ujarnya di Instagram VOA Indonesia, Kamis (7/9).

Bagaimana menurutmu, cantik?

***

Apakah kamu ingin menjadi salah satu pembaca yang bisa mengikuti berbagai event seru di Petinasia? Datang dan bergabunglah dengan komunitas pembaca Beutinasia, B-Bangsa. metode Daftar disini!


(suara/suara)

READ  Indonesia mengalahkan Rusia 5-0, Kevin Marcus masih melakukan shuttle: permainan Oxon