Portal Teater – Sebanyak lima grup keluar sebagai pemenang babak final Festival Teater Jakarta (FTJ) 2019. Kelima grup tersebut yakni Teater ASA (Jakarta Barat), Teater Petra (Jakarta Pusat), Teater Ciliwung (Jakarta Selatan), Labo eL Aktor (Jakarta Selatan), dan Maura Lintas Teater (Jakarta Utara).
Pengumuman juara ini dibacakan keempat juri pada malam penutupan FTJ 2019 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (29/11).
Keempat juri tersebut, yaitu Gandung Bondowoso, Zen Hae, Bramantyo Abdinagoro dan Jajang C. Noer, kecuali Malhamang Zamzam yang berhalangan hadir.
Melihat komposisi para juara, maka satu-satunya wilayah yang tidak mendapatkan tropi juara adalah Jakarta Timur, yang tahun ini diwakili oleh Teater Camuss, Castra Mardika, dan Sanggar Teater Jerit.
Tahun lalu, Sanggar Teater Jerit secara mengejutkan keluar sebagai pemenang (juara I) setelah tahun 2017 bercokol di posisi kedua (juara II). Namun tahun ini, grup yang disutradarai Choki Lumban Gaol ini gagal mempertahankan gelar juara.
Sementara grup-grup peserta dari wilayah Jakarta Utara yang mengalami paceklik juara selama 20 tahun sejak 1998, akhirnya keluar sebagai pemenang, antara lain diwakili oleh Maura Lintas Teater dan Teater amatirujan (penata gerak terbaik).
Hal ini memantulkan kenyataan bahwa perkembangan ekosistem teater di Jakarta, yang umumnya berupa sanggar dan komunitas, memang terus bertumbuh dan bergerak.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelima grup sama-sama memenangkan festival teater tertua di Indonesia ini karena ketentuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta yang memutuskan untuk menghilangkan sistem ranking mulai tahun ini.
Dengan demikian, grup-grup pemenang tersebut mengantongi tropi juara berupa piala dan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp26 juta. Total hadiah bagi kelima grup ini sebesar Rp130 juta.
Pemenang Kategori Lain
Selain kelima grup pemenang, para juri juga mengumumkan enam kategori pemenang terbaik lainnya. Dari komposisi terbaru ini, tidak ada lagi pemenang pemeran pembantu untuk aktor dan aktris. Ini berbeda dengan tahun sebelumnya.
Keenam kategori tersebut dijabarkan seperti berikut:
- Sutradara terbaik: Irwan Soesilo (Teater Ciliwung), mendapat hadiah sebesar Rp20 juta
- Pemeran laki-laki terbaik: Bagus Ade Saputra (Teater Ciliwung), mendapat hadiah sebesar Rp15 juta.
- Pemeran perempuan terbaik: Margareta Marisa (Teater Ciliwung), mendapat hadiah sebesar Rp15 juta.
- Penata artistik terbaik: Nurohman (Teater Petra), mendapat hadiah sebesar Rp12,5 juta
- Penata musik terbaik: Goldy Nathaniel Langitan (Teater Petra), mendapat hadiah sebesar Rp12,5 juta
- Penata gerak terbaik: Dediesputra Siregar (Teater amatirujan), mendapat hadiah sebesar Rp15 juta
Jadi, total hadiah yang diperebutkan kelima grup pemenang dan keenam pemenang kategori terbaik FTJ kali ini berjumlah Rp220 juta. Penghargaan ini diberikan oleh Disparbud DKI Jakarta.
Berlangsung Meriah
Puncak perhelatan event tahunan Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kali ini berakhir meriah. Penonton sudah mengantri sejak registrasi dibuka pukul 18.00 WIB.
Pada seremoni penutupan yang dimulai pada pukul 19.30 WIB ditampilkan beberapa rangkaian acara, antara lain: pidato singkat Akbar Yummi, pemutaran video testimoni Drama Penonton FTJ 2019 dan lecture singkat riset Drama Penonton.
Lecture ini menghadirkan tiga narasumber: Danton Sihombing (Plt. Ketua DKJ), Andinda Luthvianti (anggota Komite Teater) dan Bramantyo Abdonagoro (juri perwakilan penonton awam FTJ 2019).
Bramantoro dalam pemaparannya mengatakan, menurut hasil survei kuantitatif selama helatan FTJ 2019, ketertarikan menonton teater umumnya dipicu oleh kekhasan grup teater dan ikon-tempat di mana pertunjukan teater digelar.
Penonton sebaliknya tidak terlalu memperhatikan apakah pertunjukan itu menekankan kebaruan (lewat multimedia, misalnya) atau cerita-cerita klasik.
Plt. Kepala Disparbud DKI Jakarta Alberto Ali, yang didampingi oleh Komite Teater DKJ dan para ketua asosiasi teater kelima wilayah, pada akhirnya memukul gong sebagai tanda resmi ditutupnya FTJ 2019, setelah sambutannya.
Kemeriahan malam puncak tidak berhenti di situ. Persembahan manis dari seniman Hanafi dan Hartati-Swarna Dwipa lewat pertunjukan dance theatre bertajuk “Lipatan Kesedihan dari Kamar Dalam”, memukau penonton.
Pertunjukan tari ini dibawakan sembilan penari (4 laki-laki dan 5 perempuan) selama kurang lebih setengah jam.
Setelah pertunjukan, barulah para juri mengumumkan pemenang FTJ dengan terlebih dahulu membacakan surat keputusan juri oleh Gandung Bondowoso.
Sebagai informasi, sesaat sebelum seremoni penutupan dimulai, sejumlah seniman yang tergabung dalam Forum Peduli TIM berorasi menentang kebijakan pembangunan hotel mewah di TIM sebagaimana digagas Gubernur Anies Baswedan.
Aksi tersebut berlangsung selama kurang lebih satu jam di halaman Teater Besar, TIM Jakarta.
Selain berorasi, mereka juga menandatangani petisi penolakan pada dua-tiga banner yang dipajang di samping Graha Bhakti Budaya, TIM Jakarta.*