Memisahkan Kelebihan dan Kekurangan Saham Akhil Vs Yahya yang Disampaikan kepada Musyawarah NU

Akhil Siratz dan Yahya Solil Stakuf muncul sebagai dua pesaing kuat dalam pemilihan presiden PPNU. Kongres NU ke-34. Dari keduanya, siapa yang paling berpeluang menjadi ketua PBNU?

Pengamat politik AS Hicham menilai kelebihan dan kekurangan Syed Akhil dan Yahya Staguf menjadi pemimpin PBNU. Mantan Menteri Riset dan Teknologi Syed Akhil yakin dirinya memiliki kekuatan untuk menduduki posisi tersebut.

“Dari SAS, jelas kekuatannya adalah incumbent. Secara umum incumbent atau petahana sudah memiliki prestasi atau prestasi, kemudian jaringannya akan berkurang secara struktural,” kata AS Higam kepada wartawan, Rabu (Rabu). / 12/2021).

Menurut AS Higam, sistem pemilu juga berperan besar dalam pemilihan presiden PPNU. Menurutnya, jika sistem pemilu masih sama, akan menguntungkan petahana Syed Akhil.

Sebagai informasi, Anda bisa memilih setidaknya dua opsi yang muncul saat ini. Dua sistem pemilihan itu adalah Ahlul Halli wal Akti (AHWA) yang disebut-sebut lebih disukai kubu Syed Akhil dan melalui pemungutan suara, yang isunya didorong kubu Yahya Stakuf.

“Kalau belum diperbaiki atau diubah, terserah pimpinan PPNU untuk memilih cabang dan daerah. Karena itu, secara struktural, incumbent umumnya akan memiliki pengaruh struktural ke bawah,” katanya.

Menurut AS Higam, keunggulan lain Syed Akhil adalah para pendukungnya sering kali dapat menunjukkan keberhasilan institusi yang digaungkan, yaitu berdirinya puluhan perguruan tinggi, pengakuan dunia Islam, prestasi NU dengan pemerintah, dan kerjasama internasional. .

“Jika dia berubah lagi, itu yang dia inginkan di masa depan dan akan terus seperti itu,” katanya.

Syed Akhil, ketua AS Hicam PBNU saat ini, angkat bicara soal kelemahan tersebut. Menurutnya, muncul persoalan bahwa PPNU yang dipimpin Syed Akhil terlalu politis. Dengan demikian, kata AS Hickam, ada kecenderungan PPNU mudah diintervensi oleh kekuatan politik.

“Tentu ada sejumlah kelemahan incumbent, misalnya di bawah kepemimpinan Syed Akhil.

AS Higam memperkirakan lawan Syed Akhil bisa menggunakan praduga intervensi lebih mudah oleh kekuatan politik. Sebab, menurutnya, berbenturan dengan tradisi Abdurrahman Wahid atau Gus Turin, NU adalah gerakan masyarakat sipil.

“Kelemahan itu bisa dimanfaatkan oleh lawan,” ujarnya.

AS Hicam menganalisis kekuatan atau keunggulan Yahya Cholil Staquf. Menurutnya, Yahya Stakuf unggul dalam pergerakan internasional.

“Kelebihannya, dia juga sudah lama di organisasi itu dan punya kemampuan untuk bermanuver secara internasional,” ujarnya.

“Kedua, dia berjanji akan membenahi kepengurusan struktural NU dan ingin lebih mandiri,” lanjutnya.

Menurutnya, Yahya Staquf seolah ingin menunjukkan bahwa NU semakin menjadi basis masyarakat madani. Di sisi lain, keunggulan Yahya Staquf masih tergolong muda, sehingga dianggap mampu melakukan pekerjaan yang bersifat fitrah.

Baca selengkapnya, di halaman berikutnya:

Simak Video ‘Musyawarah NU Semakin Panas, Berikut Penjelasan Panitia’:

[Gambas:Video 20detik]