7 Februari 2021 – 14:35 WIB
Pada Sabtu (6/2/2021) pengunjuk rasa melancarkan protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar. Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. Foto: ANTARA / REUTERS / Stringer / wsj
jpnn.com, Yangon – Ribuan geng turun ke jalan-jalan di Yangon, Myanmar, Memasuki hari kedua, Minggu (7/2).
Sebuah pertemuan untuk memprotes pencabutan pemerintahan sipil dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi oleh junta militer pekan lalu.
Para pengunjuk rasa di Yangon membawa balon merah “mewakili Liga Nasional Sookie untuk Demokrasi (NLD)” dan berteriak, “Kami tidak membutuhkan kediktatoran militer! Kami ingin demokrasi!”
Menjelang siang, sekitar 100 orang berkumpul di kota pesisir tenggara Maulamine, dengan mahasiswa dan dokter berkumpul di Mandalay.
Kudeta militer di Myanmar telah menuai kecaman dari para pemimpin dunia dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Mereka menuntut agar para pemimpin militer Myanmar melepaskan kekuasaan mereka dan membebaskan politisi.
Pihak militer beralasan bahwa pemilihan yang dimenangkan oleh Aung San Suu Kyi tidak jujur.
Militer menuduh Sookie melanggar hukum dengan mengimpor secara ilegal alat bicara sederhana.
Didukung Kandungan
Memuat …
Memuat …
“Sosial mediaholic. Pemecah masalah yang ekstrim. Penggemar bacon amatir. Pemikir profesional.”
More Stories
Wanita penjual minuman ini dipuji karena kecantikannya
Unik! Sebuah hotel menjadi viral karena kasirnya adalah 'Harry'
Wanita yang diabaikan saat hendak membeli LV ini membalas dendam dengan uang Rp 1,3 miliar.