April 20, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Ramalan cuaca ekstrim, cuaca buruk, peringatan cuaca dini

Selamat atas sanggulnya, bagaimana ini bisa terjadi? Semua halaman

KOMPAS.com – Acara Hujan es Minggu (28/3/2021) sore terjadi sesuatu yang tiba-tiba terjadi di Kecamatan Simeon, Bandung.

Menurut Lembaga Meteorologi, Iklim dan Geofisika, pertumbuhan sel dapat dilihat dari citra satelit dan citra radar PMKG. Awan Camulonimbus (CB) terjadi sangat cepat di sekitar Bandung, dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dengan sel awan kecil dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Kemudian pada pukul 16.00 WIB, cloud cell Cumulonimbus semakin membesar akibat proses perakitan komponen cloud (Persekutuan) Dan tabrakan partikel awan (Konflik).

Baca juga: Waspadai perubahan musim dari hujan lebat menjadi hujan es

Suhu maksimum awan adalah -70. Ciswando, Kepala Subbagian Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, menjelaskan suhu udara sampai dengan C.

“Bagian atas awan sangat dingin, yang menandakan ketinggian awan dan kristal es yang telah terbentuk di atas awan tersebut,” kata Ciswando kepada Compass.com, Senin (29/3/2021).

“Selanjutnya, jika awan CB super-cell membuat cluster awan CB, hasilnya cuaca cukup baik, termasuk hujan es, mempengaruhi daerah di bawahnya,” lanjutnya.

Selanjutnya, gol yang terjadi di dalam Awan Camulonimbus Karena proses mikrofisika ini, dapat dihasilkan 3 kejadian cuaca lokal, yaitu:

1. Angin kencang dari dasar awan (Jatuh) Atau jika itu menciptakan badai yang disebut badai,

2. Awan ini dapat membentuk hujan lebat dengan atau tanpa hujan es, yang berasal dari gugusan kristal es yang berasal dari proses penghancuran. Jatuh Itu.

3. Petir yang dapat dihasilkan dari tab listrik, karena kemungkinan perbedaan antara elemen pengisian awan yang berbeda, antara awan dan awan atau antara awan dan permukaan bumi.

READ  Laba-laba merayap misterius di Mars, begitulah penjelasan para ilmuwan

Baca juga: Fakta menarik tentang hujan es

Shutterstock Ramalan cuaca ekstrim, cuaca buruk, peringatan cuaca dini

Namun, Ciswando menegaskan, tidak semua awan cumulonimbus membentuk hujan es atau hujan es yang mencapai permukaan, karena tidak semua awan cumulonimbus berupa angin topan.

“Indikator terjadinya hujan es mungkin karena suhu puncak awan yang super dingin, namun bukan berarti turun dalam bentuk hujan es, malah sebagian besar berupa hujan lebat,” Ciswando kata.

Menurutnya, hal itu sangat bergantung pada kecepatan turunnya awan salju (Downtraft). Jika terjadi penurunan yang sangat cepat, hujan es kemungkinan besar akan turun karena tidak ada waktu untuk mencair dari gesekan dan getaran di awan.

Dia mengatakan pada dasarnya mungkin ada badai es di seluruh wilayah Indonesia karena awan mendung (CB) yang kemungkinan besar akan tumbuh di seluruh Indonesia dalam kondisi atmosfer tertentu.

Baca juga: Rahasia alam semesta: Tidak seperti es, hujan es terbentuk