Tentara Israel terjatuh menyusul rudal Hizbullah di utara

REPUBLIKA.CO.ID, Tel Aviv – Unit pertahanan udara Israel di Israel utara mengakui tidak memiliki kemampuan 100 persen untuk mengusir drone peledak dari kelompok Hizbullah. Sejak awal pekan ini, serangan Hizbullah yang bertujuan menuntut penarikan Israel dari Jalur Gaza telah menewaskan beberapa tentara pasukan pendudukan Israel (IDF).

Reporter Saluran 12 Israel Pada hari Selasa, Hizbullah melaporkan bahwa drone yang diluncurkan dari Lebanon menuju Metullah telah mencapai target mereka secara akurat. Dia menegaskan bahwa banyak drone yang menembus wilayah udara, “memfilmkan dan mengumpulkan informasi tanpa hambatan dari pasukan keamanan Israel.”

Saluran tersebut mengatakan mereka diizinkan untuk mempublikasikan bahwa dua pejuang cadangan dari Brigade 551 tewas akibat serangan di wilayah pendudukan oleh pasukan pendudukan Israel.

Tentara Israel mengumumkan pada Kamis (9/5/2024) bahwa salah satu tentaranya tewas akibat serangan mortir dan rudal yang diklaim Hizbullah terhadap posisi militer di komunitas utara Maliki pada hari Rabu. Melihat Zaman Israel, tentara yang terbunuh adalah Sersan Staf Haim Sabach (usia 20) dari Unit Pengumpulan Intelijen Tempur ke-869 Penjaga Perbatasan. IDF menambahkan bahwa seorang tentara lainnya terluka ringan dalam serangan itu.

Kelompok Hizbullah bertanggung jawab meluncurkan rudal anti-tank dan mortir dari Lebanon ke posisi militer di wilayah Malkiya. Menanggapi serangan tersebut, IDF mengatakan pihaknya melancarkan beberapa gelombang serangan terhadap posisi Hizbullah di Lebanon selatan.

Kelompok bersenjata Lebanon mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah melakukan 12 serangan terhadap berbagai posisi Israel di seberang perbatasan, termasuk bangunan yang menampung pasukan Israel di kota Manara dan Shlomi.

Media Israel berbicara tentang kemampuan dan taktik Hizbullah dalam serangan udara, mengutip personel keamanan yang telah bekerja di utara selama tujuh bulan yang mengatakan bahwa beberapa drone kecil lewat di atas kepala mereka sebelum mereka melihat drone kamikaze besar berisi bahan peledak.