April 24, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Terkumpul, segera kembalikan

Jakarta, CNN Indonesia –

Misa 1812 Anggota Koalisi Nasional Anti Komunisme (ANC NKRI) gagal menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembebasan Pentolon. REIT Risik Shihab Dan pemeriksaan penembakan 6 orang anggota paramiliter FPI pada Jumat (18/12).

Protes yang rencananya berlangsung di depan Istana Kepresidenan itu langsung dibubarkan polisi saat warga mulai berkumpul.

Awalnya, pukul 13.15 WIB, massa yang didominasi pria kulit putih mulai berdatangan. Mereka parkir di depan patung kuda pernikahan Arjuna di Jakarta Pusat.


Kedatangan massa tersebut atas permintaan Heru Noviando, Kapolres Jakarta Pusat. Melalui pengeras suara, ia meminta massa tidak bubar.

“Saya ingatkan untuk segera kembali. Kami akan bekerja tegas untuk membubarkan massa. Epidemi di Jakarta masih tinggi. Segera kembali. Saya ingatkan tidak ada pertemuan,” ujarnya.

Saat itu, masyarakat memilih tetap tinggal, mereka meneriakkan salawat dan mengumandangkan takbir. Namun belum lama ini, polisi yang ditahan dan petugas DNI langsung mengajukan diri untuk mendorong orang mundur. Banyak di mobil komando diminta untuk turun.

Aksi gemetar antara aparat keamanan dan massa berlangsung selama beberapa menit di sekitar patung kuda. Salah satu petugas berteriak “Tarik satu, tarik satu”.
Saat itu, banyak yang langsung terlihat dijaga polisi.

Tak lama setelah desakan, massa mundur dan menemui Jalan Medan Merdeka Celaton, Jalan M.H. Thamrin, dan Jalan Pudi berpencar menuju Kemerdekon.

Foto: CNN Indonesia / Tohirin
1812 Orang-orang berdoa untuk pembubaran polisi di Jalan Abdul Muiz.

Jalan M.H. Saat mengejar massa di atas Tamrin, Heru melalui pengeras suara memanggil aparat untuk menangkap lawan.

“Tangkap hanya para pejuang. Lalu lintas. Tapi jangan pukul,” kata Heru.

Pihak berwenang segera dapat melihat beberapa orang ditangkap. Selain di lokasi, aparat juga menangkap warga yang tersebar di jalanan sekitar patung kuda tersebut.

Polisi mengatakan sedikitnya 155 orang ditangkap sehubungan dengan operasi tahun 1812 itu, tetapi mereka ditangkap di berbagai lokasi. Mereka kemudian menjalani tes cepat dan hasilnya adalah 22 individu yang mengalami reaksi Covid-19.

Tidak hanya masyarakat, ambulans yang membawa mobil komando aksi dan logistik juga dilindungi oleh polisi.

Rijal Gopar, koordinator operasi lapangan tahun 1812, mengatakan pihaknya tidak mengetahui mengapa operasi tahun 1812 itu dibubarkan oleh aparat sejak dimulainya mobilisasi.

Dia mengaku sebelumnya sudah menangani pengumuman kepindahan ke Bolta Metro Jaya.

“Saya tidak tahu soal pemberhentian, tapi izin sudah saya laksanakan. Saya belum tahu sekarang apakah pemberitahuan praktisnya, kalau tindakannya pemberitahuan, berbeda dengan adat Kovit,” ujarnya kepada wartawan di pusat Dana Abang. (18/12).

Sementara itu, Inspektur Jenderal Kapolta Metro Jaya Fadil Imran menegaskan, perlindungan rakyat merupakan hukum tertinggi. Dia mengatakan ini sehubungan dengan pembubaran.

“Pepatah perlindungan rakyat (pepatah) adalah hukum tertinggi atau Salas Babuli Suprema Lex Esto yang seharusnya menjadi pedoman utama atau prinsip fundamental bagi seluruh elemen kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia,” kata Fodil kepada wartawan, Jumat (18/12).

(Joa / Avn)

[Gambas:Video CNN]