Suara.com – Saat video masa lalu Ariel Noah Dia dipenjara karena sebuah kasus Video dewasa Dan Luna Maya Datang menemuinya di penjara dan kembali viral di media sosial, terutama Instagram.
Akun infotainment kembali mengunggah video ini di Instagram pada Rabu (21/7/2021).
Di sisi lain aku melihat Ariel di balik kabel mendekati Luna Maya. Pria 37 tahun itu juga sempat mencium tangan musisi itu selama beberapa detik.
Meski berkacamata, Luna Maya terlihat menangis. Hal ini terlihat dari cara dia mengusap pipinya menggunakan selendang yang dililitkan di bahunya.
Baca juga:
5 Gaya Luna Maya Pakai Gaun Bali, Janji Cantik Sempurna!
Sebelum pergi, Luna membisikkan sesuatu di telinga Maya Ariel.
Postingan ini pun menyentuh warganet. Beberapa dari mereka mengaku melihat kejujuran Luna Maya terhadap daerah tersebut.
“Hati Luna sangat tulus. Artinya, sikap dan perilakunya tidak berkembang, tubuhnya alami, jiwanya tidak buruk. Aku harap mereka akan akur,” tulis pemilik akun infotainment tersebut.
“Kisah cinta mereka pasti seperti FTV Indochina. Awalnya mereka berpisah, tapi akhirnya mereka bersama lagi,” sambung netizen di kolom komentar.
Tapi ada juga yang membandingkannya ciuman Dan Nobu, Seorang seniman yang menemukan kasus serupa.
Baca juga:
5 Potret Luna Maya dalam Busana Adat Polinesia: Fokus pada Kecantikan
“Yang penting kan dulu, saat kasus ini penuh dengan hakim, rakyat tidak berhenti, proses hukum tetap berjalan.. Sekarang kasusnya sama, malah lebih mudah, seperti ini,” kata warganet lainnya.
“Alih-alih kisah tidak memiliki rasa malu, Super PD GS Ma N.P.,” tambah yang lain.
“Bagaimana tidak menangkap Giselle dan pria itu, tidak seperti Ariel dan Luna, itu tumbuh dewasa,” kata yang lain.
“Sarjana alkohol. Penginjil budaya pop. Ahli kopi ekstrem. Penggemar bir. Penggemar perjalanan. Ahli twitter ramah hipster.”
More Stories
6 Rekomendasi Film di Netflix Minim Konflik, Cocok untuk Santai
Oblet C Doyal pernah ingin menukar Rolls Royce milik Rafi Ahmed tetapi menolak mentah-mentah.
Reaksi Lali berjudul Kehamilan – Aborsi karya Nikita Mirzani