Mei 8, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Kesedihan!  Untuk itu para penjual martabak terpaksa pensiun

Kesedihan! Untuk itu para penjual martabak terpaksa pensiun

Jakarta

Meskipun ada banyak pembeli di masa lalu, tidak ada jaminan Bisnis kuliner bisa hidup Misalnya penjual payudara ini yang akhirnya pensiun karena berbagai alasan.

Menjalankan bisnis memasak bukanlah hal yang mudah. Berupa usaha rumah makan atau warung kaki lima. Karena persaingan yang semakin ketat dan tren yang berubah dengan cepat, banyak dari mereka yang tidak dapat mempertahankan bisnis memasaknya.

Baru-baru ini, kabar duka datang dari pemilik Min Jiang Kuye Stall di Singapura. Sebelumnya, pemilik warung Ah Bee dan Lee Gay Lee menutup warungnya di Buang Kok, Singapura pada Agustus lalu.

Min Jiang Kueh adalah hidangan tradisional Singapura yang mirip dengan martabak, biasanya diisi dengan kacang tanah yang dihaluskan, kelapa parut, kula melaka dan pasta kacang merah.

Beginilah cara Min Jiang Kue dijual oleh kakek Ah Bei. Bentuknya mirip martapak di Indonesia. Foto: 8days.sg/Yip Jieying

Namun, penutupan toko bernama Kueh Pulau Pinang itu bukanlah akhir dari segalanya. Karena permintaan yang tinggi dari pelanggan setianya, mereka kembali menjual martabuck uniknya di rumah.

Sejak gerai tutup, pasangan ini akhirnya kembali berjualan sendirian di rumah sambil menawarkan jasa pesan antar. Meski beberapa pelanggan setianya masih sering membeli martapak, Ah Bee mengaku menjalankan bisnisnya sangat sulit, 8day.sg (19/11)

Baik Ah Bei dan istrinya memiliki pengalaman panjang dalam menjual Kue Min Jiang ini. Selain itu, Ah Pee mulai berjualan sejak berusia 13 tahun, namun keduanya masih harus menghadapi tantangan yang berbeda.

Penjual Marthabak berusia 75 tahun ini harus menghadapi banyak tantangan baru seperti menjalankan bisnis online, berpromosi melalui media sosial, dan berinteraksi dengan pelanggan secara online.

Kesedihan!  Untuk itu para penjual martabak terpaksa pensiunSetelah menutup gerainya, Ah Bee dan istrinya memilih untuk berjualan martabak di rumah. Foto: 8days.sg/Yip Jieying

Ah Bee juga mengatakan bahwa salah satu pelanggannya rela bepergian jauh untuk membeli kue min jiang miliknya. Beberapa klien bahkan menawarkan untuk membayar di muka. Namun, hal ini sangat membuatnya bingung karena dia tidak terbiasa melakukan pembayaran melalui bank online.

Masalah yang dihadapi tidak sebatas itu. Ah Bee dan istrinya juga perlu memperhatikan aspek lain seperti bahan yang digunakan, waktu produksi dan modal yang mereka keluarkan.

Karena Min Jiang menjual Kue Pelanggan yang datang hanya sesekali tidak bisa melakukannya dengan mulus dari rumah. Adonan yang dibuat oleh Ah Bee membutuhkan waktu untuk matang.

“Saya harus membuang adonan pada hari saya tidak bisa menyelesaikan penjualan saya. Itu terlalu mahal,” katanya kepada 8 Days.

Selain itu, beberapa topping seperti selai kacang merah dan kelapa tidak dapat digunakan pada hari yang sama. “Kamu tidak bisa makan 500 gram selai kembang sepatu sehari dan membuangnya,” lanjutnya.

Setelah berbagai pertimbangan, pasangan ini akhirnya memutuskan pensiun dari penjualan payudara di Singapura. Selain banyaknya pembeli dan tantangan lainnya, Ah Bee merasa dirinya sudah terlalu tua.

“Mengapa kita harus melanjutkan saat ini begitu sulit? Kita sudah terlalu tua,” kata Ah Bee.

Sayang sekali perjalanan puluhan tahun Ah Bei menjual Min Jiang Kue harus berakhir. Bahkan, laris manis. Namun karena beberapa faktor, Ah Bee terpaksa berhenti.

“Saya akan berhenti menjual Min Jiang Kue “Setelah paket tepung terakhir digunakan, nilainya $500 (sekitar Rp 5 juta) per menit dari Jiang Kua,” pungkasnya.

Tonton videonya”Kuk Kuk: Resep Mudah Membuat Marthabak Lipat
[Gambas:Video 20detik]
(Aqr/adr)

READ  Sempurna untuk tur! Demikian konsumsi bensin Suzuki V-Strom 250 SX