Mei 17, 2024

Portal Teater

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia,

Ribuan kilogram hujan buatan tanpa garam di Zapotec

Ribuan kilogram hujan buatan tanpa garam di Zapotec

Kompas/Agus Susanto

Pengendara melintas di tengah hujan di kolong Jalan MT Hariono, Kawang, Jakarta Timur, Minggu (7/5/2023). Ribuan kilogram garam ditaburkan di langit Japotebek untuk memicu hujan.

JAKARTA, KOMPAS – Pengoperasian teknologi modifikasi cuaca mulai membuahkan hasil. Pada Minggu (27/8/2023), sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Debok, Tangerang, dan Bekasi diguyur hujan. Hujan buatan diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang melanda ibu kota dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.

Kegiatan Teknologi Perubahan Iklim atau TMC ini dilaksanakan oleh komite gabungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); dan Angkatan Udara. Pangkalan operasional TMC yang sebelumnya berpusat di Bandara Pangkalan TNI Angkatan Udara (Angkatan Udara) Husain Shastranegara, Jawa Barat, juga akan dipindahkan ke Bandara Halim Pertanakusuma Jakarta.

Koordinator Laboratorium Manajemen Teknologi Perubahan Iklim BRIN Budi Harsoyo mengatakan TMC telah beroperasi dari Bandara Halim selama empat hari terakhir. 4.800 kilogram (kg) garam (NaCl) dan 800 kg kapur tohor (CaO) disemai di awan kumulus dan stratocumulus yang muncul di langit Jabotetapec.

Penaburan dilakukan dengan menggunakan CASA 212 registrasi A-2114 pada ketinggian 8.000-10.000 kaki. Dalam empat hari terakhir, total waktu terbang pesawat TNI AU ini mencapai 10 jam 35 menit. Budi mengatakan saat dihubungi di Jakarta, Minggu (27/8/2023), “Kami menerima beberapa laporan kejadian hujan di wilayah Pokor, Debok, Tangsel, Jakarta Selatan sejak siang tadi.

Data radar pemantau cuaca menunjukkan pergerakan awan hujan usai dilakukan pengoperasian teknologi modifikasi cuaca pada Minggu (27/8/2023).  Hujan mulai turun di sejumlah wilayah Japotebek pada sore dan malam hari.
Arsip Badan Riset dan Inovasi Nasional

Data radar pemantau cuaca menunjukkan pergerakan awan hujan usai dilakukan pengoperasian teknologi modifikasi cuaca pada Minggu (27/8/2023). Hujan mulai turun di sejumlah wilayah Japotebek pada sore dan malam hari.

Sementara itu, BMKG memperkirakan hujan ini masih akan turun di sebagian besar wilayah Japotebek hingga pukul 21.00 pada Minggu (27/8/2023). Intensitas hujan di setiap daerah berbeda-beda, mulai dari sedang hingga lebat, disertai petir. Jabodetabek kemungkinan terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau guntur dan angin kencang, tulis BMKG dalam prakiraan cuaca, Minggu (27/8/2023) sore.

READ  Cara menghitung kualifikasi dan perolehan kursi anggota DPR-RI dan DPRD pada pemilu 2024

Saat ini bahan tanaman yang tersisa adalah 6.200 kg garam dan 3.400 kg kapur. Operasional TMC akan terus menyesuaikan dengan kondisi cloud.

Cuaca

Cuaca beberapa hari terakhir menunjukkan aktivitas gelombang atmosfer Rossby aktif di wilayah Jawa bagian barat (Jakarta, Pokor, Debok, Tanggerang, dan Bekasi). Kondisi tersebut berkontribusi terhadap terbentuknya awan hujan.

Jabodetabek kemungkinan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir atau guntur, dan angin kencang.

indeks bangkit Pada nilai +2,3 menunjukkan aktivitas panggilan dingin dari Asia dan angin trans-khatulistiwa tidak signifikan. Arah angin regional timur laut ke timur dengan kecepatan maksimum 20 knot di atas Banten, TKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Baca Juga: Seberapa Efektif Penyemprotan Jalan Kurangi Polusi Udara? 7 jam yang lalu

Pemandangan kota Jakarta dengan polusi pada Rabu (23/08/2023).  Berdasarkan situs IQAir, indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 163 dari 16,00, tidak sehat.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Pemandangan kota Jakarta dengan polusi pada Rabu (23/08/2023). Berdasarkan situs IQAir, indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 163 dari 16,00, tidak sehat.

Kemudian, arah dan kecepatan angin permukaan sampai ketinggian 18.000 kaki umumnya dari utara ke tenggara dan kecepatan angin bervariasi antara 1-25 knot, sedangkan kelembaban pada lapisan 850 hingga 500 mb berkisar antara 2 hingga 100 persen. Kondisi yang labil, yaitu kelembapan yang tidak stabil sehingga berpotensi terjadi petir, berada dalam kategori lemah, dengan prakiraan memperkirakan curah hujan berkisar 1-3 milimeter per 3 jam.

Berdasarkan hal tersebut, cuaca di Panten, TKI dan Jawa Barat secara umum berawan hingga berawan, dengan kemungkinan terjadinya hujan lokal dengan intensitas ringan di Panten dan Jawa Tengah dan Barat Daya pada sore hingga malam hari, kata Budi.

Baca Juga: Politik Udara Kotor di Jakarta