Jumat, 25 Desember 2020 – 14:26 WIB
Gomez menghadiri perayaan Natal GPIP Emmanuel (Gereja Blenduch) di Semarang pada Kamis (24/12/2020) bersama Menteri Agama Yakut Sol. Foto: Andara / Ho-Vishnu Adi
jpnn.com, Jakarta – Kontroversi tentang apakah seorang Muslim bisa mengucapkan selamat tinggal Natal Umat Kristen selalu muncul sebelum dan sesudah tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Mereka yang tidak setuju dengan seorang Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada orang Kristen karena mereka sangat percaya pada proposal tertentu yang tidak memungkinkan mereka untuk memberikan salam.
Yang lain mengucapkan Selamat Natal sebagai kata toleransi, bagaimanapun juga.
Berbagai argumen pro dan kontra sangat kuat, sehingga tidak perlu dipertanyakan, sehingga menimbulkan kebingungan dan perdebatan yang terus menerus.
Ketidaksepakatan ini sangat erat kaitannya dengan yang ada pada Istanbat al-Hukmi, maka sebaiknya menggunakan perspektif fiqh untuk mengomentari hukum ucapan selamat natal yang berkaitan dengan keyakinan dan moralitas.
Tata Septayuda Purnama, anggota Komisi Riset dan Riset MUI, mengatakan dalil yang berdasarkan Alquran dan Sunnah secara khusus tidak mengatur secara khusus undang-undang ucapan selamat natal.
Ini karena, di dalam Alquran dan Sunnah, tidak ada referensi khusus untuk mengucapkan salam Natal atau tidak.
Kontradiksi ini benar-benar muncul ketika banyak komunitas Muslim di era kontemporer ingin turut serta mengekspresikan sikap tolerannya terhadap sesama Kristen.
Didukung Kandungan
Memuat …
Memuat …
“Sosial mediaholic. Pemecah masalah yang ekstrim. Penggemar bacon amatir. Pemikir profesional.”
More Stories
Wanita penjual minuman ini dipuji karena kecantikannya
Unik! Sebuah hotel menjadi viral karena kasirnya adalah 'Harry'
Wanita yang diabaikan saat hendak membeli LV ini membalas dendam dengan uang Rp 1,3 miliar.