Portal Teater – Pandemi virus corona telah ‘memaksa’ dan ‘mengkondisikan’ manusia untuk berdiam diri di rumah. Menjalani aktivitas yang begitu-begitu saja dan berulang-ulang. Tiap hari.
Tentu ini membosankan. Selain bisa dicairkan lewat kreativitas, kerap kebosanan sekaligus kesepian ini memicu sejumlah paranoid.
Afrizal Malna, salah satu penyair senior Indonesia, melihat ‘masa mengisolasi’ diri ini sebagai batasan untuk kembali mendefinisikan relevansi tentang individualisme dan kolektivisme.
Berada dalam batasan semacam itulah, S. Sophiyah K., sutradara Tilik Sarira Creative Process berbasis Bandung, menangkap peluang bagaimana seniman yang turut menjalani masa isolasi memberikan standar dan autentisitas diri mereka dalam kerja kreatif.
Perbedaan standar dan kebiasaan hidup masing-masing orang, termasuk yang diamatinya dalam diri seniman, membuat Sophi, begitu sapaannya, makin yakin bahwa tiap seniman memiliki keunikan yang tak dapat diperbandingkan.
Namun demikian, keunikan tidak berarti memberi batas bagi kerja kolektif. Selalu ada ruang untuk berkolaborasi.
Dalam program yang disebutnya “Selfie in Three Minutes”, Sophi menggandeng Anomalist Production asal Malaysia mencoba membuat proyek kolaborasi seniman lintas negara.
Proyek ini bertujuan merekam kebiasaan dan standar-standar kerja para seniman selama masa isolasi diri di tengah krisis terbesar abad ini yang kemudian disatukan menjadi sebuah video art.
Hasil kerja para seniman multidisiplin ini akan ditayangkan secara series selama 3 hari berturut-turut, yaitu sepanjang 12-14 Juni.
Video art kolaborasi ini berisi 40 footage yang akan ditampilkan melalui kanal Youtube Anomalist Production dan IG TV Tilik Sarira.
Sophi menjelaskan, dalam video art tersebut, para peserta merekam selama 3 menit kebiasaan personal mereka selama berada di rumah. Misalnya, aktivitas tangan, peristiwa di dalam ruang, dan respon terhadap benda.
Menurut Sophi, hal-hal itu menarik untuk diobservasi karena masa berdiam diri di rumah merupakan momen yang paling baik untuk merayakan keseharian, dan menjadi cara untuk mengenal dan mencintai lebih baik diri sendiri.
32 Peserta
Program daring “Selfie in Three Minutes” bersifat internasional dengan menghadirkan 32 peserta dari berbagai negara. Mereka juga datang dari berbagai disiplin seni dan industri kreatif.
Adapun ke-32 peserta tersebut, yakni:
- Mawang. s.i//musisi (Bandung)
- Guffy Perdana//podcaster, content strategy (Bandung)
- Babam//dragqueen (Batam)
- Sueki yee//penari, koreografer (Malaysia)
- Tulangkata (Taufiq Azhar)//rapper, poet (Malaysia)
- Joko Kurnian//seniman teater (Bandung)
- Sasia Ardellianca//visual artist (Bandung)
- Kristo Mulyagan//seniman teater (Nusa Tenggara Timur)
- Ressa Rizky Mutiara//penari, koreografer (Jakarta)
- Peri Sandi Huizche//poet, aktor (Banten)
- Yuliana Menes//seniman (Meksiko)
- Annu Cutter//movement artist (Jerman)
- Hadi Riot//visual art (Bandung)
- Ferry C. Nugroho//seniman tari (Malang)
- Catalina Urutbey//seniman, kurator, manajer budaya (Argentina)
- Pupu Gls//costum creator, mua, koreografer (Bandung)
- Sadiq M. Jamil//aktor (Malaysia)
- Nia Khalisa//visual artist (Malaysia)
- Gabbiela Fernandez//musisi, visual artist (NTT)
- Mita Kultsum//musisi (Bandung)
- Wanggihoed/mime artist (Cirebon)
- Lucia Petranyi//visual artist (Hungaria)
- Alejandro Gzz. Flores//mime-clown artist (Meksiko)
- Afdhalul Wafiq Qusyairi//aktivis teater (Malaysia)
- Zen Al Anshori//filmmaker (Surakarta)
- Timur Budiraja//poet (Bojonegoro)
- Wail Irsyad//aktor (Madura)
- Hana Medita//pekerja tari (Mojokerto)
- Khairi Anwar//aktivis teater (Malaysia)
- Brian Suebu//visual artist (Papua)
- Habib ur Rehman Khan//educationist (Pakistan)
- Ario Mahardika//penikmat teater (Bandung)
Sophi menambahkan, platform ini merupakan pengembangan atau kelanjutan dari risetnya yang telah dimulai dua tahun lalu.
Tujuan riset tersebut adalah untuk menginventarisir kebiasaan ontentik di ruang spesifik dengan cara observasi yang terstruktur antara relasi tubuh, benda dan ruang.
Tilik Sarira sendiri, kata pegiat teater asal Bandung, itu sebelumnya telah menyajikan hasil riset dari proyek ini dalam bentuk workshop.
Dan sekarang saatnya untuk mencoba bereksperimentasi terhadap diri sendiri dengan merekamnya selama tiga menit.
Acara penayangan video art dimulai pada 12 Juni, pukul 20.00 WIB.*